Muslim Kenya yang Ditembak ketika Membela Kristen, Meninggal
NAIROBI, SATUHARAPAN.COM - Salah satu dari sejumlah Muslim yang berusaha membela orang Kristen di dalam sebuah bus yang diserang oleh ekstremis bersenjata, Al Shabab belum lama ini, akhirnya meninggal di rumah sakit. Ia meninggal setelah dirawat akibat luka tembak yang dideritanya.
Salah Farah, pria Muslim yang bekerja sebagai guru, meninggal hari Minggu (17/1) di sebuah rumah sakit di Nairobi, sebagaimana dilaporkankantor berita AP dan dilansir oleh abc.news.go.com hari ini (23/1). Pada hari Selasa (19/1) jenazahnya diterbangkan ke kampung halamananya di sebelah tenggara kota Mandera untuk dimakamkan.
Kematiannya meninggalkan duka mendalam bagi rakyat Kenya. Ia telah dielu-elukan sebagai pahlawan. Hastag HeroSalah menjadi topik yang diperbincangkan dan banyak di antara rakyat Kenya memberikan sumbangan kepada keluarga yang dia tinggalkan.
"Anak-anak Salah dan istrinya menghargai dukungan Anda, tetapi itu tidak cukup. Anak-anaknya butuh biaya sekolah. Lakukanlah apa yang Anda katakan," seorang netizen bernama Mohamud Abbas berkata lewat akun twitter.
Ann McCreath menulis, "Sangat penting mendukung ini #HeroSalah sebagai simbol dari Kenya yang kita inginkan."
Sementara itu, Kepala Kepolisian Kenya, Joseph Boinnet, mengatakan, "Ia adalah pahlawan sejati. Dia meninggal ketika membela orang-orang Kenya yang tidak bersalah dari serangan teroris."
Salah Farah bekerja sebagai guru di kota pesisir Malindi. Ia menjadi salah seorang penumpang di dalam bus dalam perjalanan dari Madera ke Nairobi pada Desember lalu, ketika diserang oleh kelompok ekstremis Al Shabab.
Ketika ekstremis itu memerintahkan para penumpang mengelompokkan diri berdasarkan agama mereka, Salah Farah yang beragama Islam menolak dan melindungi orang-orang Kristen di dalam bus tersebut.
Dia ditembak di pinggulnya.
Rakyat Kenya memuji Salah Farah di media sosial, mengatakan bahwa contoh yang dia tunjukkan harus ditiru di tengah ancaman ekstremisme Islam di negara itu.
Al-Shabab sebelumnya telah menargetkan kalangan Kristen dengan cara yang sama. Selama serangan pada bulan April di Garissa University College di Garissa, Kenya, militan membunuh 148 orang, menanyakan agama mereka sebelum memulai tembakan.
Banyak dari korban mereka adalah Kristen, BBC melaporkan.
Serangan lain, seperti dilaporkan pada bulan Desember 2014, adalah ketika militan al-Shabab membunuh 28 non-Muslim di bus. Para penumpang bus kebanyakan guru yang sedang bepergian ke Nairobi.
Menurut Pusat Kontra Terorisme Nasional, al-Shabab "terutama tertarik dalam pertempuran nasionalistik melawan Pemerintah Federal Somalia, dan tidak mendukung jihad global." Beberapa pemimpinnya telah bekerja dengan Al-Qaeda. Tindakan mereka yang paling terkenal adalah serangan pada 2013 di Westgate Mall, di mana 67 orang terbunuh.
Pengadilan Swedia Hukum Politisi Sayap Kanan Karena Menghina...
MALMO-SWEDIA, SATUHARAPAN.COM-Pengadilan Swedia menjatuhkan hukuman pada hari Selasa (5/11) kepada s...