Myanmar akan Sahkan Gencatan Senjata dengan Pemberontak
YANGON, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Myanmar akan menandatangani gencatan senjata pada 15 Oktober dengan delapan kelompok pemberontak, kata para pejabat pada hari Minggu (4/10), saat beberapa kelompok pemberontak besar menolak menandatangani perjanjian yang tidak mencakup beberapa faksi.
Perundingan yang berlangsung selama lebih dari dua tahun guna mengakhiri perang sipil di wilayah perbatasan Myanmar telah meraih momentum dalam beberapa pekan terakhir, dengan pemerintah sangat menginginkan tercapainya sebuah perjanjian sebelum pemilu pada November.
Namun, harapan untuk gencatan senjata berskala nasional pupus setelah beberapa kelompok pemberontak menolak menandatangani perjanjian tanpa mengajak semua pasukan pemberontak – khususnya beberapa organisasi kecil yang terjebak konflik dengan angkatan darat.
“NCA (Perjanjian Gencatan Senjata Nasional/Nationwide Ceasefire Agreement) itu akan ditandatangani pada 15 Oktober di Naypyidaw," kata Hla Maung Shwe, anggota senior tim negosiasi pemerintah, kepada AFP.
Dia menambahkan bahwa delapan kelompok termasuk Serikat Nasional Karen (Karen National Union) akan turut menandatangani.
“Kami akan terus mengajak semua kelompok bersenjata etnis untuk ikut menandatangani,” katanya, merujuk pada 15 organisasi pemberontak yang disepakati pemerintah untuk diajak bernegosiasi.
Kelompok besar seperti Tentara Kemerdekaan Kachin (Kachin Independence Army) menolak menandatangani perjanjian tersebut, dan bentrokan antara mereka dan pasukan pemerintah semakin intens dalam beberapa pekan terakhir saat negosiasi mencapai waktu yang kritis. (AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
Obituari: Mantan Rektor UKDW, Pdt. Em. Judowibowo Poerwowida...
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Mantan Rektor Universtias Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Dr. Judowibow...