Nandur Srawung, Upaya Menyemai Pergaulan Lintas Sisi
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Mengangkat tema Budaya Jawa Budaya Adiluhung, gelaran seni rupa Nandur Srawung #4 dibuka pada Rabu (25/10) malam di pelataran Taman Budaya Yogyakarta (TBY) oleh Kepala Dinas Kebudayaan DIY Umar Priyono.
Perhelatan yang berlangsung pada 25-31 Oktober 2017 di Taman Budaya Yogyakarta menampilkan karya lintas disiplin seni rupa, lintas praktik, serta lintas wilayah dari perupa di Yogyakarta maupun luar Yogyakarta.
"Ini menjadi arena (ruang) bertemunya para perupa tahap pemula. Jika tahun-tahun sebelumnya kita mengundang perupa senior yang sengaja dihadirkan untuk memberikan motivasi kepada perupa muda supaya menghasilkan suatu (karya) yang berkualitas, di Nandur Srawung saya berharap kepada peserta dan panitia untuk belajar dari pengalaman (experimental learning). Tingkat kedewasaan seniman (perupa) tidak luput dari excercises yang dilakukan dari lingkungan sekitarnya," jelas Umar Priyono dalam sambutannya. Ke depan, Umar berharap Nandur Srawung tetap bisa digelar dengan nama yang sama dengan pengembangan kegiatan yang lebih baik.
Empat ratus seniman-perupa yang sebagian seniman pemula-muda terlibat dalam pameran dalam karya tunggal maupun kolaboratif dua dimensi dan tiga dimensi.
Nandur srawung yang secara sederhana diartikan menanam pergaulan yang memungkinkan terjadinya komunikasi, dialog, berbagi ide-pemikiran dalam sebuah proses berkarya akan membuka ruang dialektika yang bisa saling menghidupi. Dalam kehidupan sehari-hari, nandur srawung menjadi sebuah ajakan untuk memahami realitas masyarakat dalam memelihara solidaritas, kepekaan sosial, dan penghargaan atas perbedaan itu sendiri melalui srawung.
Editor : Sotyati
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...