Narkoba dan Prostitusi Inggris Mencapai Nilai Rp 194,2 Triliun
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Inggris bisa menaikkan pendapatan hingga 10 triliun pound (sekitar Rp 194,2 triliun) dengan memasukkan aktivitas-aktivitas ilegal seperti prostitusi dan obat-obatan terlarang dalam perhitungan keuangan nasional. Demikian dikatakan badan statistik Inggris pada hari Kamis (29/5).
Dalam dokumen yang memperkirakan “penjualan pelacur" dan biaya yang dikeluakan untuk kondom serta “pakaian kerja”, Office of National Statistics (ONS) mengatakan bahwa memasukkan aktivitas-aktivitas semacam itu adalah bagian dari perbaikan ekonomi yang akan dihitung mulai bulan September.
Penyesuaian tersebut membawa perkiraan Produk Domestik Bruto Inggris atau hasil ekonomi nasional melebihi hasil yang dicapai negara-negara lain di Eropa, yang melegalkan prostitusi atau perdagangan narkoba tertentu.
Perkiraan ONS mengenai pendapatan tersebut didasarkan pada data 2009, yang terbaru dan tersedia, dan dapat membantu meningkatkan argumen untuk reformasi UU narkoba dan prostitusi.
Prostitusi itu sendiri tidak ilegal di Inggris, namun beberapa aktivitas seperti bisnis rumah bordil, menarik banyak kritikan dari berbagai pihak yang mengimbau untuk memperbaiki apa yang mereka anggap sebagai aturan yang kacau.
Demikian pula, beberapa imbauan dilancarkan di Inggris untuk legalisasi parsial beberapa narkoba, baik untuk mengekang kejahatan dan juga untuk meningkatkan pendapatan di saat pemerintah berusaha menutup defisit anggaran yang sangat besar.
“Karena ekonomi terus berkembang, begitu juga dengan statistik yang kami gunakan untuk mengukurnya,” kata Kepala Pensihat Ekonomi ONS, Joe Grice, dalam sebuah pernyataan.
Badan statistik tersebut mengatakan bahwa memperkirakan pendapatan dan biaya yang dikeluarkan dalam berbagai aktivitas terlarang itu sangat sulit, dan mereka mendasarkannya pada beberapa asumsi dari data beberapa hasil studi lain atau angka dari kepolisian.
Para ahli statistik mengatakan bahwa terdapat 58.000 pelacur di negara tersebut yang mendapat hingga 30 klien setiap pekan, dan mengasumsikan bahwa satu-satunya narkoba yang diproduksi di Inggris adalah ganja.
Jenis narkoba lainnya yang termasuk dalam perhitungan mereka adalah kokain, bubuk kokain, heroin, ekstasi dan amfetamin.
Secara keseluruhan, penyesuaian dengan rekening nasional Inggris sedang ditinjau, termasuk langkah-langkah seperti memeriksa pendapatan dari lembaga-lembaga non-profit, akan mendorong PDB 2009 antara empat dan lima persen.
Kegiatan ilegal lain yang dapat dimasukkan dalam perhitungan keuangan masa depan adalah penjualan barang-barang ilegal, perjudian ilegal serta menyalin software, game, film dan musik, kata ONS. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...