NASA Akan Uji Pesawat Ruang Angkasa Bertenaga Nuklir
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM - Amerika Serikat berencana untuk menguji mesin pesawat ruang angkasa yang ditenagai oleh fisi nuklir pada tahun 2027 sebagai bagian dari upaya jangka panjang NASA untuk menunjukkan metode yang lebih efisien dalam mendorong astronot ke Mars di masa depan, kata kepala badan antariksa itu pada hari Selasa (24/1).
NASA akan bermitra dengan badan penelitian dan pengembangan militer AS, DARPA, untuk mengembangkan mesin propulsi termal nuklir dan meluncurkannya ke luar angkasa "secepatnya pada tahun 2027," kata administrator NASA Bill Nelson dalam sebuah konferensi di National Harbor, Maryland.
Badan antariksa AS itu telah mempelajari selama beberapa dekade konsep propulsi termal nuklir, yang memperkenalkan panas dari reaktor fisi nuklir ke propelan hidrogen untuk memberikan daya dorong yang diyakini jauh lebih efisien daripada mesin roket berbasis kimia tradisional.
Pejabat NASA memandang propulsi termal nuklir sebagai hal yang penting untuk mengirim manusia ke luar bulan dan lebih jauh ke luar angkasa. Perjalanan ke Mars dari Bumi menggunakan teknologi ini bisa memakan waktu sekitar empat bulan, bukan sekitar sembilan bulan dengan mesin konvensional bertenaga kimia, kata para insinyur.
Itu secara substansial akan mengurangi waktu astronot terpapar radiasi luar angkasa dan juga akan membutuhkan lebih sedikit persediaan, seperti makanan dan kargo lainnya, selama perjalanan ke Mars.
"Jika kita memiliki perjalanan yang lebih cepat untuk manusia, itu adalah perjalanan yang lebih aman," kata wakil administrator NASA dan mantan astronot, Pam Melroy, hari Selasa.
Aplikasi yang muncul dari demonstrasi 2027 yang direncanakan – bagian dari program penelitian DARPA yang ada yang sekarang diikuti NASA – juga akan cocok dengan segmen logistik dan mobilitas luar angkasa Angkatan Luar Angkasa AS, kata Tabitha Dodson, manajer program DARPA untuk program pengujian.
DARPA pada tahun 2021 memberikan dana kepada General Atomics, perusahaan luar angkasa Lockheed Martin dan Jeff Bezos Blue Origin untuk mempelajari desain reaktor nuklir dan pesawat ruang angkasa. Sekitar bulan Maret, agensi akan memilih perusahaan untuk membangun pesawat ruang angkasa nuklir untuk demonstrasi 2027, kata manajer program Dodson dalam sebuah wawancara.
Anggaran upaya bersama NASA-DARPA adalah US$ 110 juta untuk tahun fiskal 2023 dan diperkirakan akan mencapai ratusan juta dolar lebih hingga tahun 2027. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...