NASA Buka Kesempatan Ikut Terbang dalam Misi ke Matahari
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM – Satu kesempatan bagi Anda untuk ikut terbang dengan wahana antariksa Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menuju Matahari. NASA, seperti dilaporkan dw.de, mengundang Anda untuk mengirimkan nama untuk ditempatkan di microchip yang akan terbang bersama pesawat Parker Solar Probe.
NASA akan melakukan satu misi ambisius pada pertengahan tahun 2018 ini dengan meluncurkan wahana Parker Solar Probe. Wahana terbaru milik NASA itu akan melakukan perjalanan mengorbit atmosfer Matahari.
“Wahana ini ini akan melakukan perjalanan ke wilayah yang belum pernah dijelajahi oleh manusia,” kata Thomas Zurbuchen, administrator asosiasi untuk Direktorat Misi Sains NASA. “Misi ini akan menjawab pertanyaan yang berusaha diungkapkan para ilmuwan selama lebih dari enam dekade.”
Misi ini disebut-sebut sebagai misi pertama untuk mendekati bintang dan misi pertama NASA untuk mendekati Matahari. Dalam misi bersejarah ini, NASA mengajak Anda untuk turut terbang bersama Parker Solar Probe menuju atmosfer Matahari. Sampai tanggal 27 April 2018, seperti dapat dibaca di laman resmi NASA, Anda diundang untuk mendaftarkan diri di http://go.nasa.gov/HotTicket. Setelah terdaftar, Anda juga bisa mencetak sertifikat yang menjadi bukti keikutsertaan Anda dalam misi ini.
Menghormati Astrofisikawan Prof Eugene Parker
Wahana ini dinamakan Parker Solar Probe untuk menghormati Prof Eugene Parker, astrofisikawan Amerika berusia 90 tahun yang pada tahun 1958 membuktikan adanya badai matahari. Wahana seharga sekitar 1,5 miliar dollar AS itu dirancang di laboratorium Johns Hopkins University.
Parker Solar Probe yang akan diluncurkan antara 31 Juli dan 19 Agustus 2018 tidak langsung terbang menuju Matahari. Sebelumnya, wahana ini akan terlebih dahulu terbang ke Planet Venus dan mengitari orbitnya sebanyak tujuh kali. Setelah itu, Parker Solar Probe akan melakukan penerbangan pendekatan ke Matahari, di antaranya akan memasuki orbit Merkurius.
Misi utama Parker Solar Probe adalah untuk melacak bagaimana energi dan panas bergerak melalui atmosfer terluar Matahari yang disebut korona, serta meneliti apa yang mempercepat angin Matahari serta partikel energik Matahari. Dengan data pengamatan yang akan didapatkan, diharapkan akan membantu meningkatkan prakiraan peristiwa-peristiwa cuaca di luar angkasa yang dapat mempengaruhi atau berdampak pada Bumi.
Sejauh ini hanya dua wahana antariksa tak berawak yang terbang dekat ke Merkurius. Salah satunya adalah Messenger milik NASA. Wahana penelitian ini mengorbit planet terdekat ke Matahari itu sebanyak 4.000 kali sebelum 2015 dijatuhkan secara terprogram ke permukaan Merkurius. Messenger kirimkan lebih dari 250.000 gambar sebelum bahan bakarnya habis. (dw.de)
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...