NASA Luncurkan Pesawat Antariksa Pelajari Mars
CAPE CANAVERAL, SATUHARAPAN.COM – Lembaga Antariksa AS (NASA) pada Senin (18/11) meluncurkan misi penjelajahan baru ke Mars, dengan harapan mempelajari lebih banyak tentang atmosfer dan iklim Planet Merah yang misterius tersebut.
Roket putih tak berawak Atlas V 401 yang membawa pengorbit Mars Atmosphere and Volatile Evolution (Maven, Atmosfer Mars dan Evolusi Volatil) meluncur sesuai jadwal pada pukul 13.28 waktu setempat, dari Cape Canaveral di Florida, di pesisir tenggara Amerika.
Maven akan mempelajari atmosfer planet itu, mencari petunjuk alasan tetangga Bumi itu kehilangan kehangatan dan airnya.
“Semuanya terlihat baik-baik saja,” kata kontrol misi NASA.
Jika segala sesuatunya berjalan lancar, pesawat antariksa senilai 671 juta dolar AS (sekitar Rp7,74 triliun) yang membawa delapan peralatan sains itu, akan mencapai Mars dalam 10 bulan, atau September 2014, sebelum masuk ke orbit sekeliling planet tersebut.
Misi NASA kali ini berbeda dari misi sebelumnya, karena tidak fokus pada permukaan Mars yang kering, tetapi pada misteri atsmosfer yang belum pernah dipelajari sebelumnya.
Sebagian besar misi Maven selama setahun itu akan dihabiskan dengan mengelilingi planet itu pada ketinggian 6.000 kilometer di atas permukaan.
Namun, misi itu akan melakukan penurunan sebanyak lima kali hingga ke jarak 125 kilometer di atas permukaan Mars untuk mendapat bacaan atmosfer di berbagai level.
Misi ke Mars
NASA telah meluncurkan 20 misi ke Mars sejauh ini, 14 di antaranya sukses. Dalam misi terbaru kali ini, ilmuwan Mars NASA terdepan, Michael Meyer, mengatakan para ahli berharap dapat menjawab apa yang terjadi dengan atmosfer Mars, barangkali miliaran tahun lalu, yang mengubahnya dari planet yang hangat dan basah menjadi dingin dan kering seperti sekarang ini.
"Lingkungan di Mars pada suatu waktu dapat mendukung kehidupan mikrobial. Namun jika melihat Mars saat ini, planet itu dingin dan kering, sehingga kami ingin tahu apa yang terjadi," ujarnya.
NASA mengatakan Maven adalah pesawat luar angkasa pertama yang dirancang untuk menjelajah atmosfer Mars bagian atas. Lembaga antariksa tersebut sebelumnya telah mengirim serangkaian kendaraan untuk menjelajah permukaan Mars, termasuk yang terakhir, Curiosity, yang tiba tahun lalu.
India meluncurkan pengorbit luar angkasa awal bulan ini yang dirancang untuk melacak metana di Mars, yang dapat membuktikan eksistensi beberapa bentuk kehidupan purba di planet tersebut. Pengorbit itu dapat tiba dua hari lebih lama dibandingkan satelit AS. (AFP/Ant/VOA)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...