Natal di Bethlehem Tak Seramai Dulu
BETHLEHEM, SATUHARAPAN.COM – Perayaan Natal di Bethlehem tahun ini tak seramai tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya. Jumlah pengunjung untuk Natal tahun ini cukup rendah, menyusul perang selama 50 hari antara Israel dan militan Hamas di Jalur Gaza.
Gencatan senjata secara umum masih bertahan sejak perang itu berakhir empat bulan lalu, tetapi sektor pariwisata di Tanah Suci itu belum pulih.â
Warga Palestina di Bethlehem kecewa melihat sedikitnya jumlah wisatawan karena merugikan ekonomi kota itu yang memang rapuh.
Suara lonceng di Gereja Kelahiran memanggil umat datang ke kota kecil itu pada Kamis (25/12). Peziarah datang dari seluruh penjuru dunia untuk berdoa di gua kuno yang disebut sebagai tempat lahir Yesus.
“Ini sangat spiritual dan menakjubkan bagi saya. Memberi, berbagi, terasa sangat indah. Saya bisa merasakan semangat Natal. Saya merasa sangat diberkati dan sangat senang berada di sini,” kata Stephana Zecevic pendatang dari Beograd, Serbia.
Sementara itu, Lauren Jackson dari negara bagian Arkansas di Amerika, tidak merasa cemas. Ia justru senang datang ke Bethlehem.
“Saya selalu merasa aman. Orang-orang Arab sangat ramah kepada wisatawan, demikian juga orang Yahudi,” kata Lauren.
Walikota Bethlehem Vera Baboun mengatakan, “Pesan utamanya, yang saya inginkan untuk Natal tahun ini hanyalah keadilan, dan jika ada keadilan akan ada perdamaian,” kata dia.
Dalam pesan Natalnya, Uskup Agung Yerusalem Fouad Twal mengimbau orang Yahudi, Muslim, dan Kristen agar hidup damai di Tanah Suci. (VOA)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...