Negara Anggota DK PBB Kekhawatiran Meluasnya Perang di Timur Tengah
Mereka menyerukan upaya diplomasi setelah pembunuhan terhadap pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Iran yang dituduhkan pada Israel.
PBB, SATUHARAPAN.COM-Negara-negara anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada hari Rabu (31/7) menyerukan peningkatan upaya diplomatik untuk mencegah meluasnya konflik Timur Tengah setelah pembunuhan dua pemimpin militan meningkatkan ketegangan.
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dibunuh di ibu kota Iran, Teheran, pada hari Rabu (31/7) pagi, yang memicu ancaman balas dendam terhadap Israel yang dituduh melakukan pembunuhan itu, dan memicu kekhawatiran bahwa konflik Gaza berubah menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas.
Pembunuhan itu terjadi kurang dari 24 jam setelah komandan militer paling senior Hizbullah tewas dalam serangan Israel di ibu kota Lebanon, Beirut, sebagai balasan atas serangan roket mematikan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel dan menewaskan 12 pemuda Druze.
"Kami khawatir kawasan itu berada di ambang perang habis-habisan," kata wakil perwakilan Jepang untuk PBB, Shino Mitsuko, pada hari Rabu, mendesak upaya internasional untuk mencegah konflik semacam itu.
China, Rusia, Aljazair, dan negara-negara lain mengutuk pembunuhan Haniyeh, yang oleh duta besar Iran untuk PBB disebut sebagai tindakan terorisme, sementara Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis mengemukakan apa yang mereka sebut sebagai dukungan Iran terhadap para pelaku yang tidak stabil di kawasan tersebut.
Fu Cong, duta besar China untuk PBB, mengatakan kegagalan mencapai gencatan senjata di Gaza menjadi penyebab memburuknya ketegangan.
“Negara-negara dengan pengaruh besar harus memberikan lebih banyak tekanan dan bekerja lebih giat ... untuk memadamkan api perang di Gaza,” katanya.
Duta Besar Inggris untuk PBB, Barbara Woodward, mendesak agar tetap tenang dan menahan diri, menegaskan kembali seruan untuk segera melakukan gencatan senjata di Gaza. Ia mengatakan Israel dan Hamas perlu berkomitmen kembali pada proses perdamaian yang akan menghasilkan solusi dua negara dengan Israel yang aman dan Negara Palestina yang berdaulat.
“Jalan menuju perdamaian harus melalui negosiasi diplomatik. Perdamaian jangka panjang tidak akan terjamin dengan bom dan peluru.”
Robert Wood, wakil duta besar AS untuk PBB, meminta anggota Dewan Keamanan yang memiliki pengaruh terhadap Iran "untuk meningkatkan tekanan agar Iran berhenti meningkatkan konflik proksinya terhadap Israel dan aktor lainnya."
Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, mengatakan Teheran secara konsisten telah melakukan pengekangan maksimal tetapi tetap memiliki hak untuk menanggapi dengan tegas. Ia meminta Dewan Keamanan untuk mengutuk Israel dan menghukumnya dengan sanksi.
Wakil perwakilan Israel untuk PBB, Jonathan Miller, meminta Dewan Keamanan untuk mengutuk Iran atas dukungannya terhadap terorisme regional dan meningkatkan sanksi terhadap Teheran. "Kami akan membela diri dan menanggapi dengan kekuatan besar terhadap mereka yang menyakiti kami," kata Miller, menyerukan dunia untuk mendukung Israel. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...