Loading...
SAINS
Penulis: Melki Pangaribuan 17:34 WIB | Kamis, 05 Desember 2013

Negara Muslim Hanya Jadi Konsumen Media

Sekjen Rabithah Al-Alam Al-Islami (Muslim World League) Abdullah bin Abdul Mohsin Al-Turki memberikan sambutan pada Pembukaan The 3rd International Islamic Conference on Media di, Jakarta. (Foto: kemenag.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Negara-negara Muslim sudah saatnya tidak hanya menjadi konsumen informasi dunia, termasuk menjadi konsumsi media sosial, tetapi hendaknya jadi produsen supaya syiar Islam lebih tersuarakan. Dengan demikian akan menghapus ketimpangan informasi di mana berita internasional masih didominasi produksinya oleh media Barat.

“Menyedihkan ketika berbagai media di negara Arab dan negara berpenduduk Islam mengeksploitasi pesan negatif Islam dari media Barat. Sedangkan di sisi lain media Islam yang ada hanya berkembang pada isu lokal dan tidak mengglobal,” ungkap  Wakil Menteri Budaya dan Informasi Kerajaan Arab Saudi, Abdullah Al Jaseer dalam rangkaian diskusi Konferensi Internasional Media Islam ke-3, pada Rabu (4/12)  di Jakarta.

Jaseer mengatakan, isu dari konten pemberitaan media Barat selalu menjadi mainstream pemberitaan di media internasional. Sedangkan pesan pemberitaan media Islam seringkali kalah mengglobal bahkan di negara Islam itu sendiri.  Untuk mencapai keberhasilan, media Islam harus mampu mengubah mainstream pemberitaan dan isu media barat.

Peran Media Sosial

Sementara itu, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang ikut memberikan orasi pada konferensi tersebut menyampaikan, perlunya masyarakat yang ada di negara-negara Islam menyiapkan diri menyambut perkembangan terbaru dalam media yaitu adanya media sosial.

“Keberadaan media sosial membuat kontrol terhadap media yang biasa dilakukan pemerintah tidak lagi bisa dilakukan. Semua orang bisa memproduksi berita dan bertukar informasi dengan cepat,” ujar JK.

JK  menilai, kejadian yang mengubah peta politik negara-negara Afrika Utara dan dunia Arab saat ini dipengaruhi oleh media sosial. Arab Spring yang telah meruntuhkan sejumlah rezim di Timur Tengah tidak akan terjadi bila pertukaran informasi masih bisa dikontrol oleh negara.

Menurut JK, keberadaan media sosial telah membuat gelombang demokratisasi menjadi kian tak terbendung lagi. “Semua negara-negara Islam harus menerima hal ini sebagai fakta yang mesti diterima,” kata dia.

Masih sebagai Konsumen

Sementara itu, CEO Salam World, Ahmad Azimov menyayangkan masyarakat Muslim di berbagai negara Muslim masih sebatas sebagai konsumen media sosial termasuk facebook. “Pengaruh internet termasuk media sosial saat ini luar biasa, namun kita hanya sebagai konsumen,” kata Ahmad Azimov.

Selanjutnya, Abdullah Al Jaseer menambahkan, sebuah ironi ketika media barat mem-blow up pemberitaan terorisme besar-besaran dan mengeksploitasi negatif ajaran Islam. Sedangkan negara muslim lain mengkonsumsi pemberitaan tersebut bahkan menjadi acuan pemberitaan.

Akibatnya, kata Abdullah Al Jaseer, seringkali pesan Islam dari media muslim ini pun salah arah karena mengikuti isu Barat yang mainstream tadi. Dia mengingatkan, pesan utama media Islam tetap bertolak pada dimensi dakwah dengan tanggung jawab sosial yang tinggi. (Pinmas)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home