Negara-Negara Arab Minta DK PBB Bertemu Bahas Gaza
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Para utusan Arab untuk PBB meminta sesi darurat Dewan Keamanan terkait situasi di Gaza dalam pertemuan pada Rabu (9/7) dengan presiden badan keamanan dan perdamaian tersebut.
Duta Besar Kuwait Mansour al-Otaibi mendesak dewan tersebut untuk “menghentikan agresi dan hukuman kolektif Israel terhadap rakyat Palestina,” di tengah meningkatnya pertempuran antara Israel dan gerakan Islamis Hamas, yang menguasai Jalur Gaza.
“Saya pikir ini waktunya bagi Dewan untuk mengeluarkan pernyataan atau resolusi mengenai masalah ini," ujarnya kepada wartawan, berbicara atas nama Blok Arab.
Utusan Rwanda, Eugene-Richard Gasana, yang memegang jabatan rotasi kepresidenan dewan tersebut periode Juli, “berjanji untuk menyampaikan hal tersebut, dan kami mengharapkan pertemuan dalam waktu dekat ini,” ujar Al-Otaibi.
“Penggunaan kekuatan yang tidak sepadan oleh militer Israel tidak dapat dibenarkan,” tuduh duta besar Arab Saudi Abdullah Al-Muallimi, mendesak dewan untuk “melakukan intervensi secepatnya dan mengambil langkah untuk melindungi rakyat negara tersebut.”
Dan utusan Palestina Riyad Monsour menuduh dewan “bergerak lambat ketika agresi dan hukuman kolektif ini terjadi.”
Duta Besar Israel Ron Prosor membalas pernyataan tersebut dengan mengatakan bahwa “Hamas yang memulai ini dan membuat kami tidak memiliki pilihan,” menekankan bahwa militer Israel “menggunakan serangan yang penuh perhitungan guna mencegah terbunuhnya warga sipil.”
Meningkatnya serangan udara Israel ke Gaza menewaskan sedikitnya 59 orang dalam dua hari konflik yang juga dibalas dengan serangan roket dari Gaza yang menargetkan kota-kota serta reaktor nuklir di Israel.
Putaran kekerasan terbaru ini adalah yang terburuk sejak serangan Israel ke Gaza pada 2012 yang juga ditujukan untuk mengadang serangan roket Palestina.
Dewan akan bertemu sebelum akhir pekan dengan tujuan mengadopsi deklarasi yang mengecam serangan roket dan juga “meminta kedua belah pihak untuk menahan diri,” kata seorang diplomat Barat.
Namun, dia mengatakan “sulit namun bukan tidak mungkin” untuk mencapai kesepakatan di antara 15 anggota badan tersebut. (AFP)
Perjuangan rakyat Palestina bukan perjuangan agama, melainkan perjuangan rakyat menentang kolonialisme. Topik-topik berkaitan dengan itu dapat Anda baca pada artikel berikut:
Betlehem di Antara Natal dan Kemerdekaan Palestina
Kisah Orang Kristen di Gaza, Palestina
Biara di Gaza Diteror
Dubes Palestina Ucapkan Selamat HUT RI, Indonesia adalah Role Model bagi Palestina
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...