Nepal: Gempa Susulan dan Bau Hambat Keluarga Kembali ke Rumah
KATHMANDU, SATUHARAPAN.COM – Korban meninggal akibat gempa bumi Nepal naik terus dan telah melewati angka 6.200, pada hari keenam, Jumat (1/5). Gempa susulan dan bau busuk dari jenazah korban membuatnya sulit bagi korban selamat kembali ke rumah mereka.
Ratusan jenazah masih ditemukan pada hari keenam setelah gempa berkekuatan 7,9 skala richter itu mengguncang negara di pegunungan Himalaya berpenduduk 28 juta orang. Para pejabat memerintahkan agar jenazah yang ditemukan segera dikremasi.
"Kamar mayat telah penuh, melebihi kapasitas dan kami telah diberi instruksi untuk membakar jenazah segera setelah mereka dievakuasi," kata Raman Lal, pejabat India yang bekerja dalam koordinasi dengan pasukan Nepal, seperti dikutip Christian Today dari Reuters.
Sementara seorang pejabat kementerian dalam negeri mengatakan jumlah korban meninggal meningkat menjadi 6.204, dengan 13.924 orang cedera.
Menteri Informasi, Minendra Rijal mengatakan, pemerintah akan memberikan bantuan sebesar US$ 1.000 kepada keluarga yang anggotanya meningal, serta US$ 400 untuk kremasi atau penguburan. Sementara Perdana Menteri Nepal, Sushil Koirala, sebelumnya mengatakan jumlah korban meninggal bisa mencapai 10.000 orang.
Angka itu akan melampaui angka 8.500 korban meninggal dalam gempa pada tahun 1934, bencana besar terakhir yang melanda negara di pegunungan Himalaya antara India dan China itu.
Bantuan Ke Daerah Terpencil
Bantuan perlahan mulai mencapai kota-kota terpencil dan desa-desa yang terletak di pegunungan dan bukit. Namun tim evakuasi menghadapi masalah bau jenazah yang menyengat yang terperangkap di bawah puing-puing bangunan yang runtuh di ibu kota Nepal, Kathmandu. Hal itu membuat sulit warga untuk kembali ke rumah mereka.
Banyak rakyat Nepal yang terpaksa tidur di tempat terbuka sejak gempa terjadi pada hari Sabtu. Menurut data PBB, sekitar 600.000 rumah hancur atau rusak.
Menteri Keuangan Nepal, Ram Sharan Mahat, mengatakan Nepal akan membutuhkan setidaknya US$ 2 miliar (sekitar Rp 26 Triliun) untuk membangun kembali rumah-rumah, rumah sakit, kantor pemerintah dan bangunan bersejarah. Negara itu telah meminta bantuan dari donor internasional.
"Ini hanyalah sebuah estimasi awal dan perlu waktu untuk menilai tingkat kerusakan dan menghitung biaya pembangunan kembali," kata Mahat kepada Reuters.
Menurut data PBB, sekitar delapan juta rakyat Nepal terkena dampak gempa, dengan setidaknya dua juta membutuhkan tenda, air, makanan dan obat-obatan selama tiga bulan ke depan.
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...