New Normal Cara Kerja dari Rumah Berlanjut Setelah Pandemi COVID -19
SELANDIA BARU, SATUHARAPAN.COM – Facebook dan Perdana Menteri Selandia Baru, adalah pendukung cara kerja fleksibel ketika banyak perusahaan lain mempertimbangkan para karyawannya untuk kembali bekerja di kantor.
Pada hari Kamis (21/5), Facebook mengatakan berencana untuk menjadikan cara kerja jarak jauh sebagai tren jangka panjang.
PM Selandia Baru Jacinda Ardern, minggu ini menyarankan kerja empat hari untuk meningkatkan pariwisata di negara itu.
Ketika kantor-kantor secara bertahap membuka kembali bisnis mereka setelah lockdown, banyak pengusaha yang mencari cara kerja baru.
Pendiri dan kepala eksekutif Facebook Mark Zuckerberg mengatakan kepada stafnya, perusahaan itu akan "secara agresif membuka perekrutan jarak jauh" pada bulan Juli.
Dia mengharapkan, setengah dari karyawannya melakukan pekerjaan di luar kantor Facebook selama lima hingga 10 tahun ke depan.
Langkah ini mengikuti perusahaan teknologi lain di Silicon Valley termasuk Twitter yang mengatakan karyawannya dapat bekerja dari rumah "selamanya" jika mereka mau.
Kebijakan kerja yang fleksibel cocok untuk staf yang ragu untuk kembali ke kantor, sambil menunggu protokol yang diperkenalkan perusahaan-perusahaan untuk menjaga jarak fisik selama bekerja.
Ardern menyarankan kerja empat hari per minggu, untuk membantu meningkatkan ekonomi dan menyeimbangkan kehidupan kerja.
"Saya mendengar banyak orang menyarankan kita untuk bekerja empat hari seminggu. Pada akhirnya itu bergantung pada keputusan pengusaha dan karyawan. Tetapi seperti yang saya katakan, ada begitu banyak yang telah kita pelajari dari COVID-19 dan fleksibilitas orang yang bekerja dari rumah, produktivitas yang terjadi saat kerja di rumah," kata Ardern dalam video live di Facebook, yang dilansir bbc.com, pada Minggu (24/5).
Raksasa Teknologi Memimpin
Perusahaan teknologi raksasa Microsoft, melakukan uji coba empat hari kerja tahun lalu di Jepang yang dianggap berhasil dari segi produktivitas.
Perusahaan ini sekarang memiliki "strategi kerja hybrid karena tempat kerja perlahan mulai buka kembali."
"Bekerja dari rumah tetap bisa dilakukan sebagian besar karyawan hingga Oktober," kata juru bicara Microsoft.
Bekerja dari rumah dan hari kerja per minggu yang lebih singkat disambut oleh para pakar sumber daya manusia.
"Ini juga akan memberikan keseimbangan kehidupan kerja bagi orang-orang yang membutuhkannya seperti siswa paruh waktu, ibu baru, orang tua yang ingin lebih banyak waktu dengan anak-anak atau merawat orang tua mereka," kata Alin Abraham, seorang konsultan yang berbasis di Singapura.
"Jika setelah COVID-19 perusahaan belajar menerapkan jam kerja fleksibel, itu akan menjadi kemenangan besar untuk manajemen sumber daya manusia," katanya.
Tren yang bergeser ini juga memungkinkan perusahaan memikirkan kembali ruang kantor mereka yang mahal.
Mastercard, mengatakan saat ini sedang mencari cara untuk menggabungkan beberapa kantornya sementara Facebook berencana untuk mencari tempat kerja fleksibel di seluruh dunia.
"Setelah masa COVID-19 , Anda dapat membayangkan banyak perusahaan yang semakin kecil karena karyawan-karyawannya dapat bekerja di rumah," kata Adrian Tan, dari perusahaan IT PeopleStrong. (bbc.com)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...