"Ngeliat Jakarta Kotor, Sakitnya Tuh di Sini!"
Dia melakukan hal yang kecil dan sederhana, namun konsisten.
SATUHARAPAN.COM – Seorang pemuda, sebut saja namanya Pitung, dengan baju sekuriti dan motor bebeknya melintas sepanjang Kyai Tapa pada suatu siang. Tak jauh melaju, Si Pitung menghentikan motornya, kemudian melaju kembali.
Saya memandangnya heran bercampur tanda tanya. Jawaban tiba ketika Si Pitung berhenti tepat di mana saya berdiri, memungut bungkus snack kosong, memasukkan dalam kantong plastik hitam yang bertengger di motornya. Sesaat sebelum pergi, saya bertanya, ”Lagi apa nih, Bang?”
Dalam pikiran, saya memuji Pemda yang begitu perhatian pada kebersihan di Jakarta. Saya menduga dia karyawan Pemda untuk kebersihan Jakarta.
”Mau pulang Bang,” jawabnya. Saya pun mulai mencari tahu mengapa dia memungut sampah yang ditemui di jalanan sehingga menunda waktu kepulangannya.
”Nggak bisa ngeliat sampah-sampah begitu, Bang! Walaupun sudah bukan jadwal piket saya dan bukan area tugas saya, tapi rasanya ngeliat Jakarta kotor itu sakitnya tuh di sini,” dia menjawab dengan penggalan lagu Cita Citata sembari mengacungkan jari telunjuk ke dadanya. Akhirnya saya tahu dia bekerja sebagai petugas keamanan sebuah bank swasta.
Saya masih mengangguk ketika dia pamit pergi. Dan beberapa meter kemudian, saya masih melihatnya berhenti, memungut sesuatu, dan melaju lagi.
Saya tertegun. Sudah berapa lama saya berdiri di tempat itu dengan bungkus snack yang tergeletak. Saya bahkan tidak peka terhadap kehadirannya. Ke mana saya selama ini? Saya lebih sibuk dengan media sosial, mengurusi Donald Trump yang memenangi pilpres AS—yang berjarak puluhan ribu kilometer dari saya, melayani debat-debat di media sosial untuk sesuatu yang dampaknya mungkin tidak akan pernah dirasakan.
Apa yang dilakukan Si Pitung menarik disimak. Dia melakukan hal yang kecil dan sederhana. Tetapi, jika dilakukan dengan konsisten, betapa dahsyat dampaknya bagi Jakarta? Ini baru soal sampah. Jika kepekaan seperti itu diterapkan pada hal dan bidang lain, perubahan pasti akan terjadi.
Pertanyaannya: akankah 2017 menjadi tahun yang membawa perubahan? Mari belajar dari Si Pitung!
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...