Niger: 100 Orang Tewas oleh Serangan Ekstremis
NIAMEY, SATUHARAPAN.COM-Seratus orang tewas pada hari Sabtu (2/1) dalam serangan di dua desa di Niger barat, kata Perdana Menteri Niger, Brigi Rafini, menyusul salah satu hari paling mematikan dalam ingatan bagi sebuah negara yang dilanda kekerasan oleh kelompok ekstremis Islamis.
Rafini mengumumkan jumlah korban tewas dalam pidato yang disiarkan di televisi nasional pada hari Minggu (3/1) dari kunjungan ke zona itu, dekat perbatasan dengan Mali. Dia tidak mengatakan siapa yang bertanggung jawab.
Sumber-sumber keamanan mengatakan pada hari Sabtu bahwa sedikitnya 70 warga sipil telah tewas dalam serangan serentak oleh tersangka militan Islamis di desa Tchombangou dan Zaroumdareye.
Niger telah berulang kali mengalami serangan oleh militan yang terkait dengan Al Qaeda dan ISIS di dekat perbatasannya dengan Mali dan Burkina Faso. Kekerasan adalah bagian dari krisis keamanan yang lebih luas di wilayah Sahel Afrika Barat yang telah membuat ngeri sekutu Barat seperti Prancis, yang telah mengerahkan pasukan dan sumber daya ke wilayah tersebut.
Niger juga telah menyaksikan pembunuhan balas dendam antara komunitas etnis yang bersaing yang telah dipicu oleh kekerasan jihadis dan persaingan untuk mendapatkan sumber daya yang langka.
Serangan pada hari Sabtu terjadi pada hari yang sama ketika komisi pemilihan mengumumkan hasil dari putaran pertama pemilihan untuk menggantikan Presiden Mahamadou Issoufou, yang mengundurkan diri setelah satu dekade berkuasa.
Kandidat dari partai berkuasa, Mohamed Bazoum, yang berada di urutan pertama, menyatakan belasungkawa pada Minggu kepada para korban.
Serangan tersebut, katanya dalam sebuah video yang dia posting di media sosial, "mengingatkan kita bahwa kelompok teroris merupakan ancaman besar bagi kohesi komunitas." Bazoum akan menghadapi mantan Presiden Mahamane Ousmane dalam putaran kedua pemilihan yang akan dilakukan pada 21 Februari. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...