Nigeria: Militan Islamis Menculik Siswa Sekolah
Penculikan bermotif uang tebusan, 28 dibebaskan, tetapi 81 lainnya masih ditahan.
ABUJA, SATUHARAPAN.COM-Penculik yang menyerbu sebuah sekolah asrama di Nigeria utara awal bulan ini membebaskan 28 anak pada hari Minggu (25/7), tetapi 81 anak lainnya masih ditahan, menurut seorang pendeta yang terlibat dalam negosiasi untuk pembebasan mereka.
Serangan terhadap Sekolah Menengah Baptis Bethel di negara bagian Kaduna adalah penculikan sekolah massal ke-10 sejak Desember di barat laut Nigeria yang dilakukan oleh militan Islamis dan baru-baru ini, sebagai geng kriminal.
Gelombang pertama yang terdiri dari 28 anak dibebaskan dua hari setelah penggerebekan. Orang tua mengatakan kepada Reuters bahwa 180 siswa biasanya menghadiri sekolah, dan bahwa siswa sedang dalam proses mengikuti ujian.
"Dua puluh delapan siswa dibebaskan pagi ini," kata Pendeta Ite Joseph Hayab kepada Reuters melalui telepon. "Cukup banyak siswa yang sebelumnya melarikan diri... tetapi 81 masih ditahan."
Pihak berwenang Nigeria telah mengaitkan penculikan itu dengan apa yang mereka sebut sebagai bandit bersenjata yang mencari pembayaran uang tebusan.
Polisi dan komisaris negara bagian Kaduna untuk urusan keamanan dalam negeri tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Radika Bivan, orang tua yang putrinya termasuk di antara mereka yang diculik membenarkan bahwa 28 dari mereka dibebaskan tetapi mengatakan dia tidak melihat anaknya di antara mereka.
Pihak berwenang Kaduna telah memerintahkan penutupan sekolah dan 12 lainnya di daerah itu setelah penculikan itu, tanpa mengatakan kapan mereka dapat dibuka kembali.
Sekolah telah menjadi sasaran penculikan massal untuk tebusan di Nigeria utara oleh kelompok bersenjata. Penculikan semacam itu di Nigeria pertama kali dilakukan oleh kelompok jihadis Boko Haram, dan kemudian cabangnya Negara Islam Provinsi Afrika Barat, tetapi taktik tersebut kini telah diadopsi oleh geng kriminal lainny. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...