NIIS Ancam Pancung Lagi Wartawan AS Yang Ditangkap
• Obama: Ideologi NIIS sudah bangkrut
• Serangan AS ke NIIS di Irak utara tetap berlanjut
MASSACHUSETTS, SATUHARAPAN.COM - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, menyerukan upaya bersama untuk menghilangkan "kanker" teror jihad di Irak dan Suriah. Pernyataan dikeluarkan hari Rabu (20/8), setelah militan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) membunuh seorang jurnalis Amerika.
Obama berberbicara di Martha Vineyard di Massachusetts. Dia mengatakan seluruh dunia terkejut oleh pemancungan terhadap wartawan asal AS, James Foley (40 tahun), yang dilakukan militan NIIS. Peristiwa itu direkam dan dipublikasikan melalui jaringan internet.
Obama mengatakan bahwa "tidak hanya Tuhan Allah yang akan menghadapi apa yang dilakukan NIIS.” Dan dia menambahkan bahwa ideologi NIIS sudah bangkrut.
Sebelumnya disampaikan bahwa Obama akan membuat pernyataan pada tengah hari Rabu, terkait serangan udara AS ke posisi NIIS di Irak, meskipun ada ancaman dari kelompok militan NIIS akan kembali mengeksekusi seorang jurnalis AS yang mereka tahan.
Pernyataan Obama itu dikeluarkan sehari setelah warga AS dibuat ngeri oleh pemancungan James Foley oleh jihadis NIIS. Gedung Putih menegaskan bahwa video pembunuhan Foley yang dirilis di internet pada hari Selasa disebutkan otentik setelah dipelajari pejabat pengadilan dan keamanan AS.
Ancaman pada Wartawan Kedua
Video berdurasi hampir lima menit itu dibuat di gurun di Irak atau Suriah, dan juga menunjukkan seorang jurnalis Amerika lain, Steven Sotloff, yang ditangkap kelompok itu.
Dalam video berjudul "Pesan pada Amerika" dan didistribusikan secara online oleh sumber yang dikenal NIIS, kelompok itu menyatakan bahwa Foley meninggal setelah Obama memerintahkan serangan udara terhadap posisi NIIS di Irak utara.
Kelompok ini juga mengancam akan membunuh Sotloff, dan mengatakan hal itu terjadi atau tidak bergantung pada tindakan Obama.
Juru bicara Pentagon, Laksamana John Kirby, mengatakan bahwa serangan udara di Irak, yang telah menargetkan militant NIIS selama lebih dari sepekan akan terus berlanjut. "Kami terus melakukan serangan di Irak," kata dia.
"Tanpa merinci, saya dapat memberitahu Anda bahwa ada serangan lanjutan di Irak, mereka terikat otorisasi kita dalam melakukan serangan,” kata dia.
Pejabat itu mengatakan serangan udara dilakukan di Irak utara di mana serangan udara AS menargetkan pasukan NIIS yang telah mengancam warga sipil si daerah ibu kota daerah Kurdi, Arbil, dan mereka mengungsi. (AFP)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...