NIIS Teroris Terkaya, AS Ancam Beri Sanksi Yang Terlibat Pendanaan
Penghasilan NIIS sebesar US$ 1 juta per hari dari jual minyak mentah ke pasar gelap; Penjualan terjadi di Irak, Suriah dan Turki; NIIS mengumpulkan dana dari uang tebusan sandera dan pemerasan.
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) disebutkan menjadi kelompok teroris terkaya di dunia dengan penghasilan puluhan juta dolar per bulan dari penjualan minyak di pasar gelap, uang tebusan dari sandera, dan pemerasan, kata para pejabat Amerika Serikat, hari Kamis (23/10).
NIIS disebutkan mempunyai pendapatan sekitar US$ 1 juta per hari dari menjual minyak mentah dari ladang di wilayah yang dikuasai di Irak dan Suriah awal tahun ini, kata David Cohen, Wakil Menteri Treasury untuk intelijen keuangan dan terorisme.
Sementara itu, pemerintahan AS pada hari yang sama menyampaikan ancaman akan menjatuhkan sanksi ke pada siapa pun yang membeli minyak dari NIIS untuk menghentikan sumber pendanaan kelompok itu.
Disebutkan bahwa kelompok itu telah "mengumpulkan kekayaan dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya" dari sumber yang berbeda dari kebanyakan kelompok teror. Hal itu menjadi tantangan khusus bagi AS dan sekutu-sekutunya untuk memutus aliran dana.
"Kami tidak memiliki peluru perak, tidak ada senjata rahasia yang bisa mengosongkan kas NIIS dalam semalam. Hal ini akan menjadi pertempuran panjang, dan kita berada dalam tahap awal," kata Cohen. Dia termasuk dalam pejabat pemerintah yang bergabung dalam tim Presiden AS, Barack Obama, dalam perang melawan NIIS.
NIIS kini "dianggap sebagai organisasi teroris terkaya di dunia dan paling canggih dalam finansial," kata Marwan Muasher, Wakil Presiden di Carnegie Endowment for International Peace.
Tidak seperti Al-Qaeda, NIIS tidak menarik sebagian besar dana dari donor kaya yang berkantong tebal, yang umumnya dari negara-negara Teluk, atau dari negara sponsor.
Namun "dengan pengecualian penting dari beberapa organisasi teroris yang disponsori negara, NIIS mungkin adalah organisasi teroris yang terbaik pendanaannya yang kita hadapi," kata Cohen, peringatan tentang sumber pendapatan yang "dalam dan beragam."
Uang Minyak dan Sandera
Kelompok ini menjalankan "taktik pendanaan utama yang memungkinkan menghasilkan puluhan juta dolar per bulan," katanya.
Penjualan minyak dari kilang yang dikuasai akan memungkinkan para militan menghasilkan minyak mentah sekitar 50.000 barel per hari. MInyak dijual dengan harga diskon untuk berbagai perantara, termasuk beberapa perantara dari Turki, yang kemudian mengangkut minyak itu untuk dijual kembali."
Minyak dari NIIS juga dijual ke Kurdi di Irak, dan kemudian dijual kembali ke Turki, seperti yang diungkapkan dari hasil "penyadapan yang telah lama dan bebasis pada pasar gelap yang menghubungkan pedagang di dalam dan di sekitar wilayah itu."
Bahkan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, yang berperang melawan NIIS dan pejuang moderat yang didukung AS, temasuk yang diduga membeli minyak dari NIIS, dari ladang dan kilang yang di bawah kendali mereka di Suriah.
Kelompok ini juga telah mengantongi sekitarUS$ 20 juta pada tahun ini melalui penculikan, terutama terhadap wartawan dan sandera orang Eropa.
mereka juga memungut uang dari bisnis lokal di kota-kota yang mereka kuasai "melalui jaringan pemerasan yang canggih."
Ancaman AS
Pemerintahan Obama pada Kamis mengumumkan engancam menjatuhkan sanksi pada siapa pun membeli minyak dari NIIS, seperti dikutip Al Arabiya. Dan Cohen juga berjanji AS akan memukul keras pihak yang membeli minyak ilegal.
"Para tengkulak, pedagang, penyuling, perusahaan transportasi, dan orang lain yang menangani minyak NIIS harus tahu bahwa kita bekerja keras mengidentifikasi mereka, dan bahwa kita memiliki alat untuk menghentikan mereka," ia memperingatkan.
Sanksi akan dijatuhkan, kata dia, dan itu tidak akan hanya sebagai pertanyaan untuk menutup mereka dari sistem perbankan AS. "Kami juga dapat membuat sangat sulit bagi mereka untuk menemukan bank mana saja yang akan menyentuh uang mereka atau memproses transaksi mereka," kata Cohen.
Kerja Sama
pemerintah Washington juga bekerja sama dengan sekutu-sekutunya untuk mengikuti garis keras yang diambil AS, dan menolak membayar uang tebusan kepada korban penculikan untuk pembebasan.
Negara-negara Teluk adalah "yang sangat penting dalam koalisi anti NIIS untuk berbagai macam alasan, termasuk aspek kontra pendanaan."
Cohen mengatakan ada kemajuan yang signifikan di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang didorong untuk ikut melawan NIIS.
Tapi, kata dia, Qatar dan Kuwait, yang masa lalu terlihat sebagai memiliki "yurisdiksi yang permisif untuk pendanaan teroris, ... ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan."
Menurut Cohen, meskipun kelompok ini memiliki kekayaan, bagaimanapun juga mereka tidak memiliki dana cukup untuk menjalankan pelayanan dasar bagi rakyat di Irak dan di wilayah yang yang merka kuasai. Hal itu bisa mendorong adanya oposisi lokal.
"Anggaran resmi negara Irak tahun ini untuk provinsi mana NIIS berkuasa lebih dari US$ 2 miliar," kata dia. Dan dia mencatat ada laporan kekurangan air dan listrik.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...