Nilai Tukar Rupiah Melemah, Perekonomian DKI Terancam
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, khawatir nilai tukar rupiah yang terus melemah hingga mencapai angka Rp 14.020 pada Selasa (25/8) pagi, berpengaruh buruk pada kondisi perekonomian di Ibukota. Menurut politikus PDIP itu, nilai dolar yang terus merangkak naik dikhawatirkan akan mengancam kondisi perekonomian pemerintah daerah.
“Memang, hingga saat ini belum ada laporan kenaikan harga kebutuhan pokok. Tapi, ini persoalannya, Jakarta masih banyak bahan kebutuhan pokok yang impor. Kalau impor kan pakai dolar. Nah, kalau rupiah melemah, otomatis untuk harga bahan pokok impor cenderung naik.” ujar Djarot kepada satuharapan.com, Selasa (25/8) di Balai Kota DKI Jakarta.
Jakarta memang masih mengimpor kebutuhan-kebutuhan pokok seperti jagung dan kedelai. Ketergantungannya pada barang-barang impor membuat kondisi harga di pasar juga tak stabil. Seperti tahu dan tempe, misalnya, harga dua jenis makanan berbahan dasar kedelai itu disinyalir masih naik turun.
Namun, ia mengaku belum melihat kondisi nyata di lapangan. Sementara untuk saat ini, kondisi perekonomian di Jakarta dianggap masih baik, bahkan masih berada di catatan paling atas rata-rata nasional. Kendati demikian, tak dimungkiri pemerintah harus melakukan pengawasan pada harga kebutuhan pokok akibat pelemahan rupiah. Apalagi, Jakarta pada Juli lalu mengalami inflasi atau pelemahan nilai mata uang hingga 0,9 persen. Kondisi semacam ini membuat pemerintah harus berputar otak untuk menjaga stabilitas pasar.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...