Nilai Uang Rial Iran Jatuh, 500.000 per Dolar AS, Inflasi di Atas 50%
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM – Nilai mata uang Iran anjlok, menembus di bawah level kunci psikologis 500.000 real per dolar AS pada hari Senin (20/2), karena para pelaku pasar melihat tidak ada akhir dari sanksi yang dijatihkan Barat pada negara itu.
Rial Iran anjlok ke rekor terendah baru, dan dijaul dengan 501.300 rial terhadap setiap dolar AS, menurut Bonbast.com yang mengumpulkan data langsung dari bursa Iran.
Menghadapi tingkat inflasi sekitar 50 persen, warga Iran yang mencari tempat berlindung yang aman untuk tabungan mereka telah membeli dolar, mata uang keras lainnya atau emas, menunjukkan tantangan lebih lanjut untuk rial.
Penerapan kembali sanksi AS pada tahun 2018 oleh mantan Presiden Donald J. Trump telah merugikan ekonomi Iran dengan membatasi ekspor minyak Teheran dan akses ke mata uang asing.
Sejak September, pembicaraan nuklir antara Iran dan kekuatan dunia untuk mengekang program nuklir Teheran dengan imbalan pencabutan sanksi terhenti, memperburuk ekspektasi ekonomi untuk masa depan Iran.
Selama enam bulan terakhir, nilai mata uang Iran merosot hampir 60 persen, menurut Bonbast.com. Sementara itu, bank sentral mengatakan membuka pusat devisa baru untuk memudahkan akses devisa dan meningkatkan volume transaksi resmi.
“Kurs yang ditetapkan dalam pertukaran ini akan menjadi kurs pasar. Itu harus bebas dari faktor ekspektasi yang tidak mencerminkan penilaian kami terhadap situasi keuangan negara,” Mohammad Reza Farzin, gubernur bank sentral, mengatakan kepada TV pemerintah pada hari Senin.
Farzin diangkat pada bulan Desember sebagai gubernur dengan tugas utama mengendalikan nilai mata uang asing, menurut kantor berita negara, IRNA. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Perusahaan Pembuat Ponsel Lipat Pertama Bangkrut
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Royole Technologies, perusahaan yang membuat ponsel lipat pertama di duni...