Norwegia Apresiasi Kehidupan Agama di Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Norwegia mengapresiasi kehidupan umat beragama di Indonesia. Director General Departement for UN and Humanitarian Affairs, Kjersti Andersen, dari Norwegia, menilai Indonesia sebagai negara dengan kehidupan keagamaan yang baik.
“Selama 12 tahun menjalin kerja sama dengan Indonesia, Norwegia senantiasa mengapresiasi perkembangan agama yang ada di Indonesia,” kata Kjersti Andersen saat berbicara pada forum 12th Indonesia-Norway, Human Rights Dialogue, On Religious Issues, Ministry Of Religious Affairs, Republic Of Indonesia, di Kantor Kementerian Agama Jakarta, Selasa (31/5) siang.
Di Norwegia, dia menambahkan, apresiasi negara terhadap agama juga cukup besar. Saat ini, menurutnya, di Norwegia sudah berdiri sekitar 100 masjid, dan proses pembinaannya diarahkan dalam upaya deradikasilisasi dan menjaga perdamaian. Selain itu, pendidikan bagi Norwegia juga merupakan sesuatu yang objektif, bukan sebagai doktrin. “Saat ini masyarakat merasakan kerukunan yang semakin membaik di Norwegia,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag Abd Rahman Masud mengatakan, agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini bahkan secara tegas dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia, sila pertama Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa. “Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi, dan budaya,” katanya, didampingi Kapuslitbang Kehidupan Keagamaan, Muharram Marzuki.
Ahli Peneliti Utama Ahmad Syafi’i Mufid menyampaikan perkembangan kehidupan beragama di Indonesia semakin intensif dan ketaatan beragama juga semakin baik. Namun demikian, Syafi’i mengaku adanya beberapa persoalan keummatan yang pada tingkat tertentu kemudian memicu ketegangan. “Di sinilah peranan Kementerian Agama membangun harmoni umat beragama seperti sekarang ini hingga bisa duduk bersama, yang dahulunya tidak saling kenal mengenal,” dia menjelaskan.
“Dialog banyak diselenggarakan universitas-universitas dan kelompok studi untuk menemukan dan menyatukan pandangan demi terciptanya masyarakat yang rukun dan damai di Indonesia,” dia menambahkan.
Forum 12th Indonesia-Norway, Human Rights Dialogue itu dihadiri perwakilan Bimas Islam, Bimas Hindu, Bimas Buddha, Kristen, Katolik, dan Kepala Pusat Informasi dan Humas Rudi Subiyantoro.
Delegasi Norwegia terdiri atas Mattis Rausel (Deputy Director Section for Human Rigths and Democracy), Erling Hoem (Senior Adviser Section for Human Rigths and Democracy), Gunnar Stalsett, Knut Asplund, Lena Larsen, Anne-Li Ferguson, Hilde Solbakken, Hana Cervenka, dan Thomas Mesberg-Stangeby. (kemenag.go.id)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...