November 2015, Kenaikan Harga Gabah Kering Panen Tertinggi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan November 2015, harga gabah kering panen di tingkat petani mengalami kenaikan tertinggi satu tahun terakhir yaitu mencapai Rp 5.070,45 per kg atau naik 3,38 persen dibandingkan pada bulan Oktober 2015.
“Harga gabah kering panen di petani pada bulan November 2015 mencapai Rp 5.070,45 per kg atau naik 3,38 persen dibanding bulan Oktober 2015. Harga ini adalah harga yang tertinggi selama setahun terakhir,” kata Deputi bidang Distribusi dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo di Kantor BPS Jalan Dr. Sutomo Jakarta Pusat hari Selasa (1/12).
Sedangkan harga gabah kering giling di tingkat petani juga mengalami kenaikan sebesar 3,13 persen yaitu mencapai Rp 5.523,57 per kg bila dibandingkan pada bulan Oktober 2015.
Kenaikan harga gabah juga terjadi di tingkat penggilingan bila dibandingkan dengan bulan Oktober 2015. Untuk harga gabah kering panen di tingkat penggilingan mengalami kenaikan sebesar 3,36 persen yaitu mencapai Rp 5.151,45 per kg dan pada gabah kering giling di tingkat pertanian juga naik sebesar 3,15 persen yaitu mencapai Rp 5.628,51 per kg.
“Jadi, harga gabah lumayan naik di tingkat petani maupun penggilingan,” kata Sasmito.
Harga Gabah Tertinggi di Kalimantan Tengah
Sasmito juga mengungkapkan selama November 2015, harga gabah tertinggi di tingkat petani Rp 8.200 per kg dan di tingkat penggilingan Rp 8.250 per kg. Sedangkan harga gabah terendah di tingkat petani Rp 3.700 dan di tingkat penggilingan Rp 3.812,50 per kg.
“Harga tertinggi Rp 8.200 untuk gabah kering panen varietas Siam Mayang terjadi di Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah. Ini kayaknya langganan juga harga tertinggi di Kalimantan Tengah. Harga terendah gabah Rp 3.700 kualitas rendah itu paling itu varietas Ciherang di Kabupaten Sukabumi. Ini langganan harga murah,” kata Sasmito.
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...