Nunukan Ekspor 21 Ton Rumput Laut ke China
NUNUKAN, SATUHARAPAN.COM - Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara melakukan pengiriman perdana rumput laut sebanyak 21 ton ke Tiongkok setelah sebelumnya sebanyak tiga kali mengekspor ke Korea Selatan .
Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Nunukan, Dian Kusumanto di Nunukan, Selasa (29/10) pengangkutan rumput laut yang akan dikirim ke China tersebut melalui Pelabuhan Tunon Taka sebanyak satu peti kemas atau 21 ton.
Ekspor rumput laut tujuan Tiongkok ini merupakan keempat kalinya, yang mana tiga kali sebelumnya ke Korea Selatan oleh perusahaan yang sama yakni PT Sebatik Jaya Mandiri.
Ekspor perdana ini ke Tiongkok baru direalisasikan karena baru mendapatkan izin registrasi dari negeri tirai bambu ini.
"Kita baru ekspor rumput laut ke China karena baru dapatkan izin registrasi dari sana (Tiongkok)," ujar dia.
Ia mengharapkan, pada masa yang akan datang eskpor produksi rumput laut daerah itu terus lancar dan berlangsung secara kontinyu, sebab produksi rumput laut di Kabupaten Nunukan sangat tersedia hingga ribuan ton setiap panen.
"Produksi rumput laut kita sangat siap memenuhi permintaan dari importir,"ujar Dian.
Rumput laut yang dieskpor ke Tiongkok kali ini dalam bentuk "packing" atau sudah dipres sedemikian rupa menggunakan mesin yang disediakan PT Sebatik Jaya Mandiri.
Bahkan, tambahnya, empat kontainer telah disediakan oleh perusahaan ekspor itu namun baru satu kontainer yang terisi. Tetapi pada dasarnya, ketersediaan produksi rumput laut sesuai dengan kualitas yang dikehendaki negara tujuan telah siap diekspor.
Konawe Utara Dorong Produktivitas Rumput Laut
Sementara itu Pemerintah Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara mendorong produktivitas rumput laut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir daerah setempat.
Bupati Konawe Utara, Ruksamin di Kendari, Minggu (27/10), mengatakan pemerintah daerah menjamin produksi rumput laut tidak kesulitan pemasaran sebagaimana pengalaman masal lalu.
"Pemerintah daerah menjamin nelayan tidak kesulitan memasarkan hasil panen rumput laut karena menghadirkan investor yang menanamkan modal di sektor perikanan secara luas," kata Ruksamin.
Ia menilai investor yang menanamkan modalnya di sektor budidaya rumput laut serius karena belum lama ini meninjau kondisi sejumlah wilayah pesisir Konawe Utara sebagai habitat rumput laut.
"Saya tantang investor tersebut untuk melihat fakta lapangan tentang aktivitas budidaya rumput laut. Saya tidak mau disebut gombal dan benar mereka (investor) datang di Konawe Utara," kata Ruksamin yang juga Ketua DPW Partai Bulan Bintang Sultra.
Kepala Desa Tanjung Bunga, Nurdin mengatakan warganya yang berprofesi sebagai nelayan dan budidaya rumput laut trauma praktik tengkulak.
"Kadang-kadang warga enggan membudidaya rumput laut karena "permainan" tengkulak. Kalau ada jaminan pemasaran dari pak bupati pasti warga kembali membudidaya rumput laut," kata Nurdin.
Informasi yang dihimpun menyebutkan petani enggan membudidaya rumput laut karena harga "mencekik" Rp6.000 per kilogram kering. (Ant)
Victor Gyokeres Pemain Terbaik Swedia 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyerang Sporting CP, Viktor Gyokeres terpilih sebagai pemain terbaik Sw...