Nusron: Tak Ada Kalimat Ahok Menistakan Alquran
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Mantan Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nusron Wahid mengaku sudah melihat dengan tuntas rekaman video selama kegiatan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) di Pulau Seribu yang berdurasi sekitar satu jam. Dari rekaman utuh itu, Nusron Wahid mengaku tidak ada satu pun rangkaian kalimat dimana Ahok melakukan penistaan agama.
Menurut Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) ini, yang ada justru Ahok memberikan edukasi kepada rakyat agar memilih secara cerdas. Ahok mengedukasi warga agar jangan mau dibohongi oleh orang yang mempolitisasi agama dalam hal ini dengan menggunakan ayat Alquran surat al- Maidah.
“Jadi, yang dituju atau dimaksud Ahok adalah orang yang membohongi. Bukan berarti ayat al-Maidah yang bohong. Justru Ahok menempatkan ayat suci secara sakral dan adilihung. Bukan alat agitasi, dan kampanye yang mendeskreditkan," kata Nusron Wahid, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, hari Jumat (7/10).
Nusron berpendapat, video yang disebarkan dan menuduh Ahok telah menistakan Alquran sengaja dipotong sehingga menimbulkan mispersepsi dan intepretasi yang bias dan dikembangkan di masyarakat.
“Cara-cara seperti ini sungguh picik, tidak fair, dan tidak beradab. Cara-cara ini sangat tidak sesuai akhlakul karimah,” kata mantan anggota DPR RI ini.
Menurut Nusron, kalau memang Ahok melakukan kesalahan dalam statemennya, di dalam acara tersebut dihadiri media massa yang luas. Logikanya, saat itu juga pasti sudah ada yang memberitakan dan mempersoalkan. Bahkan, masyarakat Kepulauan Seribu yang hadir juga pasti komplain kalau memang betul Ahok melakukan seperti apa yang dituduhkan.
“Tapi ini sudah lebih dari seminggu berlalu, baru dimunculkan dengan dipotong secara tidak utuh. Jadi sungguh mengada-ada, dan ada unsur kesengajaan dengan memotong rekaman untuk dijadikan bahan menyerang Ahok,” kata dia.
Jadi, kata Nusron, orang yang menuduh Ahok ini dalam bahasa agama masuk kategori 'kalimatu haqqin wa uridi biha al bathil (ayat Alquran betul, tapi penggunaannya tidak betul). Sebab mereka menggunakannya untuk kepentingan menghasut agar tidak memilih Ahok.
“Padahal asbabun nuzul (sebab turunnya suatu ayat) tidak ada kaitan dengan kepemimpinan gubernur hari ini,” kata dia.
Nusron mengatakan, dalam Alquran yang dimaksud awliya ini bukan pemimpin seperti gubernur. Awliya bermakna kedekatan sampai mengikuti imannya orang tersebut.
“Padahal kita memilih Ahok jadi gubernur tidak ada kaitan dengan urusan agama dia. Tapi lebih karena kemampuan dalam membawa kemaslahatan,” kata dia.
Namun seandainya masalah tersebut masih dipersoalkan, apalagi ada yang menggugatnya, Nusron selaku Ketua Korbid Pemenangan Pemilu Partai Golkar Wilayah Indonesia I (Jawa dan Sumatera) menegaskan siap mendampingi Ahok.
“Faktanya sangat kuat kok. Yang hadir banyak dan menyaksikan. Konteksnya jelas, dan tidak ada unsur penistaan. Penggalan dan konteksnya juga relevan, jangan mau terjebak dengan politisasi pakai ayat,” tegas Nusron.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...