Obama akan Gunakan Kekuatan Baru Hantam NIIS
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Presiden Amerika Serikat Barack Obama mendesak anggota parlemen untuk mengizinkannya menggunakan kekuatan baru dalam mengalahkan militan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS), seraya memperingatkan bahwa pertempuran akan berlangsung lama tapi akan berhasil pada akhirnya.
“Upaya ini akan memakan waktu. Ini akan membutuhkan fokus. Tapi kita akan berhasil,” ujar Obama, menurut kutipan dari pidato State of Union yang dirilis Gedung Putih.
“Di Irak dan Suriah, kepemimpinan Amerika - termasuk kekuatan militer kita – berhasil menghentikan ekspansi NIIS,” ujar komandan militer ertinggi AS itu kepada anggota parlemen.
“Alih-alih terseret ke dalam perang lainnya di Timur Tengah, kita memimpin koalisi yang luas, meliputi negara-negara Arab, untuk mengalahkan dan akhirnya menghancurkan kelompok teroris ini,” ujar Obama.
“Kita juga mendukung oposisi moderat di Suriah yang dapat membantu kita dalam upaya ini, dan membantu orang-orang di tempat lain yang berusaha untuk menghancurkan ideologi ekstremisme kekerasan."
Namun untuk muncul sebagai pemenang, Obama meminta anggota parlemen berkumpul untuk memberinya izin menggunakan kekuatan militer terhadap NIIS, kelompok militan yang merebut beberapa wilayah di Irak dan Suriah.
AS telah melancarkan puluhan serangan udara terhadap militan tersebut sejak September, dengan menggunakan kekuatan yang sudah disahkan dalam undang-undang, yang diadopsi setelah serangan September 2001 untuk memburu Al-Qaeda dan afiliasinya.
Namun para pejabat AS menyatakan bahwa masih diperlukan otorisasi penggunaan militer yang baru atau Authorization for Use of Military Force (AUMF).
“Malam ini, saya menyerukan Kongres untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kita bersatu dalam misi ini dengan meloloskan sebuah resolusi untuk mengizinkan penggunaan kekuatan terhadap ISIL,” ujar Obama. (AFP/Ant)
Obituari: Mantan Rektor UKDW, Pdt. Em. Judowibowo Poerwowida...
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Mantan Rektor Universtias Kristen Duta Wacana, Yogyakarta, Dr. Judowibow...