Obama akan Temui Jokowi di Beijing
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Presiden Barack Obama akan bertemu dengan mitranya Presiden Indonesia Joko Widodo untuk pertama kalinya pada pertemuan puncak pemimpin forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) pekan depan di Beijing, Gedung Putih mengatakan, Jumat.
Penasihat Keamanan Nasional Susan Rice mengatakan Obama juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Australia Tony Abbott di sela-sela forum APEC, di mana para pemimpin dari kawasan itu berusaha untuk meraih kesepakatan perdagangan pan-Pasifik.
KTT para pemimpin APEC yang akan dimulai Senin (10/11) di Beijing menandai pertemuan internasional terbesar bagi tuan rumah Xi sejak ia mengambil jabatannya pada 2012.
Rice mengatakan kunjungan kenegaraan resmi Obama dengan Presiden China Xi Jinping, akan memberikan kedua pemimpin berbagai peluang untuk dialog.
"Presiden Obama menghargai kesempatan untuk melakukan pembicaraan bebas dan mendalam dengan Presiden Xi tentang prioritas kami masing-masing berkat hubungan bilateral yang luas dan penting AS-Tiongkok," kata Rice.
"Kami berusaha untuk membangun hubungan dengan Tiongkok bahwa kemajuan ekonomi Amerika dan kepentingan keamanan, itu memecahkan masalah-masalah global dan sesuai dengan nilai-nilai dan kepentingan Amerika," katanya.
Beberapa waktu lalu Menteri Luar Negeri AS John Kerry menghadiri pelantikan Presiden Jokowi, mantan eksportir furniture yang merupakan pemimpin Indonesia pertama sejak jatuhnya rezim Suharto pada 1998 datang dari luar elit politik dan militer.
Di sela-sela upacara pengambilan sumpah bulan lalu, Kerry melakukan serangkaian pertemuan bilateral untuk mendesak Widodo dan pemimpin Asia Tenggara lainnya untuk mengambil tindakan lebih terhadap ancaman dari militan Negara Islam.
Setelah kunjungan di Tiongkok, Obama akan berkunjung ke Myanmar untuk KTT Asia Timur, dilanjutkan kunjungan ke Australia untuk KTT G20.
Di Myanmar, ia akan bertemu dengan pemimpin lama oposisi Aung San Suu Kyi di Yangon pada 14 November.
Dia juga akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Thein Sein selama di Myanmar pada 12-14 November.
Rice menegaskan saat ini tidak ada pertemuan resmi direncanakan antara Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Namun, dia mengisyaratkan kemungkinan "komunikasi informal" pada KTT G20 antara kedua pemimpin, yang memiliki hubungan tegang selama krisis di Ukraina dan isu-isu lainnya. (AFP-Ant).
Editor : Eben Ezer Siadari
Hizbullah Mengatakan Telah Tanggapi Usulan Gencatan Senjata ...
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Dalam pidato ketiganya sebagai pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, mengatakan p...