Obama di Masjid AS Mengecam Capres Anti-Muslim
BALTIMORE, SATUHARAPAN.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama pada Rabu (3/2) mengecam apa yang dia sebut retorika anti-Muslim yang “tidak bisa dimaafkan” di kalangan politik. Pertama kali berkunjung ke sebuah masjid di AS sebagai presiden, Obama memuji Muslim Amerika sebagai warga terhormat dan menyampaikan rasa terima kasih kepada mereka karena telah membantu masyarakat.
“Baru-baru ini kami mendengar retorika politik yang tidak bisa dimaafkan terhadap Muslim Amerika yang tidak memiliki tempat di negara kita,” kata Obama kepada anggota Islamic Society of Baltimore, tanpa menyebutkan nama secara spesifik. Walau banyak pihak yang menyebut ini kritik terselubung terhadap bakal calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump dan lainnya.
Trump beberapa waktu lalu menyerukan larangan terhadap semua Muslim untuk memasuki Amerika Serikat.
“Hal pertama yang ingin saya sampaikan adalah dua kata yang jarang didengar Muslim Amerika, dan itu adalah terima kasih,” kata Obama di awal pidatonya, yang disambut tepuk tangan.
“Terima kasih telah berbakti kepada masyarakat kalian, terima kasih telah mengangkat kehidupan tetangga kalian, dan telah membantu kami tetap kuat dan bersatu sebagai satu keluarga Amerika.”
Dia mengecam “anggapan menyimpang” terhadap Muslim yang digambarkan di media – baik dalam film dan juga televisi, dan dalam berita setelah ada tindakan teror.
“Sejak peristiwa 9/11 (11 September), tapi yang terbaru sejak serangan di Paris dan San Bernardino, terlalu sering orang menggabungkan aksi terorisme dengan kepercayaan dari suatu agama,” katanya.
Dijadwalkan Tujuh Tahun Lalu
Sesudah tujuh tahun kepemimpinannya, Barack Obama dijadwalkan melakukan kunjungan pertamanya ke masjid di Amerika Serikat pada Rabu, untuk memberikan bantahan atas pidato kasar politikus Partai Republik mengenai Muslim selama musim kampanye pemilihan presiden.
Obama, yang kakeknya pindah ke agama Islam, akan mengunjungi masyarakat Islam masjid Baltimore, tempat dia akan bertemu dengan pemimpin mereka dan memberikan pendapatnya.
Dia telah mengunjungi masjid di Malaysia, Indonesia dan Mesir saat menjabat sebagai presiden, namun belum pernah mengunjungi satu dari dua ribu lebih tempat peribadatan agama Islam tersebut di negerinya.
Pada 2009, saat baru terpilih menjadi presiden, Obama mengunjungi Kairo dan menyebut kunjungan itu sebagai “permulaan baru” dengan dunia Muslim.
Banyak agenda kebijakan luar negeri Obama yang memfokuskan dalam mempererat ikatan dengan negara muslim, dari membuat perjanjian nuklir dengan Iran hingga mengakhiri perang di Iraq dan Afganistan.
Namun upaya itu terhalang oleh konfontasi berkelanjutan dengan kelompok bersenjata dan serangan militer di Afganistan, Iraq, Libya, Pakistan, Somalia, Suriah dan Yaman.
Upayanya terakhir untuk meredakan hubungan antaragama berasal dari debat pemilu dinodai gambaran Amerika dan serangan ekstremis di San Bernardino dan Philadelphia mengancam solidarities antaragama setelah kejadian 9/11.
Enam hari setelah serangan tahun 2001 di New York dan Washington, kemudian presiden George W. Bush mengunjungi Pusat Islam Washington dan mendeklarasikan “Islam adalah kedamaian.”
Pada saat ini, calon presiden dari Partai Republik Donald Trump telah membujuk pemilih konservatif dengan menuntut sebuah pelarangan untuk imigran muslim, sementara Ted Cruz menganjurkan penerimaan khusus kristiani dan memperjuangkan “nilai Yahudi-Kristen”.
“Kita melihat semua sayap kanan ini pembenci anti-Muslim. Ini adalah waktu yang sempurna untuknya,” kata Riham Osman dari Dewan Hubungan Publik Muslim, sebuah kelompok advokasi.
Sekular
Gedung Putih tertarik untuk menawarkan sebuah gambaran Amerika yang menekankan tradisi sekular dan berlawanan dengan “pidato pecah-belah” partai Republik.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan Obama akan “menegaskan peran penting Muslim Amerika dalam masyarakat kita” dan berpendapat bahwa “warga Amerika yang taat hukum harus bisa menyembah Tuhan dengan cara yang mereka lihat.”
“Dan mereka tidak harusnya mengejek orang lain, apalagi seseorang yang bercita-cita memimpin negara,” tambah Earnest.
“Kami telah melihat sebuah alarm kehendak dari sebagian anggota partai Republik untuk mencoba meminggirkan orang yang taat hukum, patriotik muslim Amerika, dan itu menghina,” katanya.
Obama juga ingin mengemukakan kembali kasusnya seperti kelompok IS menyesatkan Islam dan tidak mencerminkan muslim kebanyakan.
Amerika Serikat menjadi rumah bagi sekitar 3,3 juta muslim.
Berdasarkan atas Pusat Segitiga pada Terorisme dan Keamanan Tanah Air, sekitar 81 muslim Amerika terlibat dalam kelompok ekstremis pada 2015.
Namun, Obama berharap dapat memanggil para pemimpin muslim untuk menangkal paham radikal.
“Kami tahu ada kelompok ekstremis seperti ISIS yang mencari anggota menggunakan sosial media,” kata Earnest.
“Tentu saja para pemimpin Muslim memiliki keinginan kuat untuk menghalangi hal itu terjadi,” katanya.
“Saya tahu keamanan nasional akan muncul dalam pidatonya karena keadaan sekarang,” kata Obama, “Saya harap dia tidak akan melakukannya.”
“Hal itu membuat saya marah sedikit karena ini pertama kali dia datang mengunjungi masjid, dan di sana ada anak yang tumbuh setelah era 9/11 dan kepercayaan mereka terus menghubungkan keamanan nasional dan tindakan ekstremis,” katanya. (AFP)
Foto-fotonya dapat Anda akses di situs kepresidenan AS.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...