Obama Kampanyekan TPP di KTT AS-ASEAN
SUNNYLANDS, SATUHARAPAN.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyebut-nyebut soal Trans Pacific Partnership (TPP) dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AS-ASEAN.
Dalam Opening Session pada KTT AS-ASEAN di Sunnylands Center, Rancho Mirage, California, Senin sore (15/2) waktu setempat atau Selasa waktu Jakarta dengan perbedaan waktu California lebih lambat 15 jam dibandingkan Jakarta, Presiden Obama menyebut beberapa negara yang telah memutuskan untuk bergabung dalam TPP.
"Dalam hal bergabung dengan TPP, Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Brunei telah berkomitmen untuk `high labor` dan `environmental standards`," kata Presiden Obama.
Ia tidak secara langsung berkampanye soal TPP dalam forum itu tetapi tampak menunjukkan betapa negara-negara ASEAN yang telah memutuskan untuk bergabung memiliki ruang dan kelas tersendiri.
Obama tidak secara gamblang menyebutkan manfaat bergabung dengan TPP kepada para kepala negara/pemerintahan ASEAN melainkan memilih hati-hati untuk meminta negara yang belum bergabung untuk mempertimbangkan diri masuk dalam TPP.
TPP dalam beberapa waktu terakhir menjadi isu strategis termasuk bagi Indonesia yang pada akhir tahun 2015 sempat menyatakan bermaksud untuk bergabung dengan TPP.
"Bersama kita bisa melanjutkan untuk mendukung aspirasi dan martabat masyarakat kita," kata Presiden Obama.
Ia menyebut soal pemilihan umum bersejarah di Myanmar dan transisi yang berlangsung sekarang memberikan harapan bagi bangsa yang lebih inklusif, bersatu, damai dan demokratis.
Sementara itu, dalam pernyataan pers yang diterima VOA Senin malam, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa KTT AS-ASEAN tidak akan membahas tentang perjanjian TPP ini.
“Perlu saya sampaikan bahwa prosesnya masih panjang, mungkin bisa 2-3 tahun. Ini proses masih panjang dan perlu waktu,” ujar Presiden Joko Widodo ketika bertemu wartawan di Miramonte Resort, Indian Wells, California, hari Senin (15/2).
Lebih jauh Joko Widodo mengatakan bahwa Indonesia akan mengkaji ulang dan menghitung dengan cermat semua untung rugi perjanjian perdagangan yang akan disepakati.
“Sekali lagi, dikalkulasi dari perspektif kepentingan nasional. Ini masih dalam proses. Kita kesini tidak ada urusannya dengan TPP, kita kesini untuk US-ASEAN Summit,” tegas Joko Widodo. (Ant/voa)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...