Obama Usir 35 Agen Intelijen Rusia dari AS
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, telah menjatuhkan sanksi-sanksi baru terhadap Rusia atas dugaan peretasan dan campur tangan dalam pemilihan presiden Amerika Serikat bulan November.
Presiden menyebut langkah itu “perlu dan pantas untuk merespon berbagai upaya yang merugikan kepentingan AS dan melanggar norma-norma internasional.”
Pemerintahan Obama ingin menerapkan sanksi-sanksi itu sebelum presiden meninggalkan jabatannya tanggal 20 Januari.
Sanksi-sanksi itu mencakup pengusiran 35 agen intelijen Rusia dari AS dalam waktu 72 jam dan hukuman terhadap dua badan intelijen utama Rusia. Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam sanksi-sanksi itu.
Meskipun apabila sanksi-sanksi baru itu diterapkan, masih belum jelas apakah sanksi-sanksi itu akan dipertahankan oleh presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump setelah dia menjabat bulan depan.
Presiden Barack Obama menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin secara pribadi memerintahkan untuk melancarkan peretasan yang Demokrat yakini sebagai penyebab kandasnya Hillary Clinton dalam pemilihan presiden pada November.
Komunitas intelijen AS menyimpulkan bahwa peretasan dan pengungkapan email Partai Demokrat dan staf Clinton dirancang untuk membuat Trump -- seorang politikus baru yang memuji Putin -- menjadi presiden AS.
Langkah-langkah pemberian sanksi tersebut membuat ketegangan antara kedua negara menjadi semakin tinggi, tiga pekan sebelum Trump menggantikan Obama. Pihak Kremlin dengan cepat membantah tuduhan AS tentang peretasan tersebut karena "tidak berdasar" dan berjanji untuk membalas perlakuan AS.
"Saya telah memerintahkan sejumlah tindakan dalam menanggapi pelanggaran agresif pemerintah Rusia terhadap para pejabat AS dan operasi siber yang menargetkan pemilihan AS," kata Obama.
Di antara langkah-langkah yang diumumkan tersebut adalah sanksi terhadap FSB Rusia dan badan-badan intelijen GRU, pengusiran 35 agen intelijen Rusia dan penutupan dua bangunan Rusia di New York serta Maryland yang AS sebut digunakan "untuk aktivitas terkait intelijen."
"Semua warga Amerika harus waspada dengan tindakan Rusia," kata Obama.
"Selain itu, para diplomat kita mengalami pelecehan yang tidak dapat diterima di Moskow oleh petugas keamanan Rusia dan polisi pada tahun lalu.
"Tindakan-tindakan tersebut memiliki konsekuensi." (AFP/voaindonesia)
Hamas Bersiap Bebaskan Sandera Pertama Berdasarkan Kesepakat...
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Hamas diperkirakan akan membebaskan sandera pertama berdasarkan kesepakat...