Obamacare Kian Tidak Disukai Warga AS
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Jajak pendapat dari Yayasan Henry J. Kaiser Family pada Juli 2014 mengeluarkan persentasi penilaian warga Amerika Serikat (AS) terhadap Obamacare yang menurun sampai 37 persen sejak disahkannya pada 23 Maret 2012 silam, yaitu sebanyak 53 persen warga mempunyai penilaian tidak baik.
Hasil jajak pendapat yang dilaksanakan pada 15-21 Juli 2014 itu merupakan bukti bahwa setidaknya setengah dari Amerika tidak mendukung Undang-Undang (UU) reformasi perawatan kesehatan itu, seperti dikutip dari huffingtonpost.com.
Perlu diketahui, berdasarkan obamafacts.com, Obamacare adalah sebuah reformasi layanan kesehatan yang dikembangkan di bawah pemerintahan Presiden Amerika Serikat, Barrack Obama. Obamacare bertujuan untuk memberikan akses warga AS untuk mendapatkan layanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas.
Pada tanggal 23 Maret 2010, The Patient Protection and Affordable Care Act (judul resmi dari Obamacare) diberlakukan sebagai hukum yang mewajibkan semua warga AS memiliki asuransi kesehatan di tahun 2014. Obamacare ini diimplementasikan di dalam pajak (1-2,5%).
Di bawah naungan Obamacare, masyarakat menengah ke bawah akan mendapatkan subsidi untuk asuransi mereka. Bagi warga yang tidak dapat membeli asuransi tersebut, mereka dapat mengajukan bantuan dari Medicare/Medicaid ataupun mengajukan pemotongan pajak untuk layanan kesehatan.
Sementara masyarakat yang telah mereka memiliki asuransi kesehatan sekarang (baik via perusahaan maupun perusahaan asuransi pihak ketiga), dapat melanjutkan dan bagi mereka yang belum memilikinya dapat membeli asuransi melalui portal asuransi kesehatan online (Health Insucrance Exchange/ HIX).
Dari jajak pendapat itu setidaknya dijelaskan empat alasan utamanya.
Pertama, gambaran umum bahwa mayoritas warga AS tidak suka birokrasi Obamacare. Sebab itu terlihat pada gambar pertama, garis oren menunjukkan tingkat semakin tidak populernya Obamacare bagi warga AS.
Kedua, begitu mendengar istilah Obamacare, warga seperti mendengar sesuatu yang tidak menyenangkan. Lebih dari separuh responden mengatakan mereka tidak terpengaruh secara pribadi oleh Obamacare. Orang-orang yang mengatakan terpengaruh, kemungkinan besar akan mengatakan merugikan mereka atau keluarga mereka ketimbang merasa terantu.
Ketiga, warga ingin kebijakan itu dicabut dan digantikan dengan kebijakan lainnya. Pada gambar ketiga menunjukkan, warga AS ingin parlemen bekerja menggantikan Obamacare dengan sesuatu kebijakkan yang lainnya. Orang menginginkan parlemen untuk mengambil kebijakan hukum. Pandangan ini juga jatuh pada garis partai.
Keempat, banyak hal yang dianggap lebih penting dalam hidup daripada Obamacare, seperti, jaminan kesehatan untuk pensiunan veteran, pekerjaan dan perekonomian, inflasi, pendidikan, keamanan sosial, imigrasi, pajak, perubahan iklim, situasi di Irak dan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Merasa familiar dengan kebijakan di Amerika Serikat tersebut? Di Indonesia, proses birokrasi kebijakan ini hampir mirip dengan program dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), yang bernama Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Sayangnya belum ada jajak pendapat yang dilakukan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) seperti itu untuk program JKN.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...