Obituari SH Sarundajang: Kalau Semuanya Sempurna, Itu Bukan Gading
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Duta Besar Indonesia untuk Filipina merangkap kepulauan Marshal dan Palau, Sinyo Harry Sarundajang telah berpulang kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, hari Sabtu 13 Februari 2021.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Lestari Priansari Marsudi melayat Duta Besar Republik Indonesia untuk Filipina, Sinyo Harry Sarundajang di Rumah Duka Sentosa, Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (13/2/2021) sore.
“Atas nama Keluarga Besar Kementerian Luar Negeri, saya mengucapkan Duka cita yang sangat dalam atas berpulangnya Almarhum Duta Besar RI untuk Filipina Sinyo Harry Sarundajang,” kata Retno Marsudi di Rumah Duka Sentosa, Jakarta, Sabtu (13/2/2021).
Penghormatan terakhir juga diucapkan Retno mewakili Kementerian Luar Negeri RI terhadap almarhum Sinyo atas pengabdiannya selama ini sebagai seorang diplomat.
“Kami (Kementerian Luar Negeri) sangat kehilangan beliau. Tentunya saat beliau menjabat sebagai Duta Besar menunjukkan kerja dan pengabdian yang sangat luar biasa. Tentunya, termasuk dalam menjalankan diplomasi Ekonomi dan diplomasi kemanusiaan, termasuk pembebasan Warga Negara (Indonesia, red) kita di Filipina Selatan. Rest In Peace, Pak Dubes,” kata Retno.
Banyak prestasi yang ditorehkan Dr Sinyo Harry Sarundajang (SHS) untuk bangsa dan negara. SHS dikenal karena sepak terjangnya yang hebat di bidang pemerintahan politik, perdamaian dan diplomatik.
Menko Bidang Kemaritiman RI (2014-2015), Prof Dr Ir Indroyono Soesilo MSc, mengenal secara pribadi SHS saat menjabat sebagai Gubernur Sulut pada Desember 2006. Saat itu Indroyono Soesilo membawa surat dari Menteri Kelautan dan Perikanan karena ditunjuk sebagai focal point persiapan WOS ataupun World Ocean Conference (WOC) pada 2009.
“Secara prestasi, nama beliau (SHS) sudah saya kenal saat beliau mengurusi wilayah konflik di Maluku dan Maluku Utara, serta saat menjadi Irjen di Depdagri,” kata Indro, sapaan akrabnya seperti disampaikan dalam buku Sulut Mendunia: Sukses World Ocean Conference, Coral Triangle Initiative Summit Dan Sail Bunaken 2009.
Menurut Indro, saat itu SHS sebagai Gubernur Sulut memang sangat percaya diri untuk “menjual WOC” ke manca negara.
Usai berpidato di Markas PBB, New York, Juni 2007, beliau (SHS) bilang ke saya, “Wah Pak Indro, saya orang kampung bisa pidato di Markas PBB-New York yang terkenal itu’,” kata Indro mengenang SHS.
Putra Alm. Jenderal TNI (Purn) Soesilo Soedarman itu juga mengenang saat pihak protokol Istana dan paspampres memaparkan rencana kedatangan para kepala negara di Sulawesi Utara. Indro mengatakan “Pak Gubernur” SHS sempat bergumam kepada dirinya.
“Wah Pak Indro, ternyata ini semua tidak main-main ya, tidak sesederhana seperti yang saya bayangkan sebelumnya?” kata Indro mengenang idea SHS yang menggetarkan pemerintah pusat dan dunia.
Kenangan lainnya saat Gubernur SHS bersama Kapolda terjun ke lapangan untuk mengunjungi hotel-hotel di Manado. SHS mengimbau para pemilik hotel, agar tarif kamar jangan dinaikkan secara drastis sebelum pelaksanaan WOC.
Saat hari H-14, Indro berkunjung ke Hotel Novotel, yang belum juga rampung. Indro mengaku sempat stres mengingat saat itu dirinya datang bersama tim Setneg, tim rumah tangga kepresidenan dan tim protokol negara, yang bertugas mengevaluasi akhir kesiapan penginapan para kepala negara.
Saat itu Gubernur SHS mengatakan kepada dirinya, "Sudahlah Pak Indro, mari kita berdoa saja, soalnya untuk hal-hal lain, saya masih bisa mengerjakannya, kalau perlu saya turun bersama Kapolda untuk mengimbau para pemilik hotel untuk menurunkan harga kamar.”
“Namun kalau sekarang saya (SHS) ditanya kapan kamar Hotel Novotel selesai, wah saya tidak bisa menjawab, karena saya tidak tahu cara semen-menyemen," kata SHS yang dikutip Indro.
Indro mengaku terkesan pada momen yang paling membahagiakan dirinya saat Gubernur SHS menyaksikan enam kepala negara CTI Summit berjalan bersama menuju Grand Kawanua Convention Hall, kemudian berfoto bersama dan, bersama-sama menandatangani Deklarasi CTI disaksikan sekitar 500 wartawan dalam dan luar negeri.
“Beritanya langsung disiarkan oleh BBC-News, CNN, Al Jazeera, masuk Harian KYODO-Jepang, The Wasington Post, The New York Times, UPI, AP dan AFP. Akhirnya, Manado benar telah mendunia,” kata Indro.
Usai melepas Presiden dan Ibu Negara di Bandara Sam Ratulangi, Gubernur SHS menelpon Indro yang masih di Grand Kawanua Convention Center.
"Pak Indro, tadi Presiden mengucapkan selamat dan terima kasih kepada kita atas sukses WOC dan CTI Summit, ketika saya mohon maaf atas kekurangan di sana-sin, Presiden justru membalas bahwa kalau semuanya sempurna, itu namanya bukan gading," kata Indro menegaskan bahwa memang, Tiada Gading Yang Tak Retak.
Sepekan Bendera Setengah Tiang
SH Sarundajang diketahui meninggal dunia di RS MRCCC Siloam Semanggi, Jakarta pada usia 76 tahun. Jenazah Dubes RI untuk Filipina Sinyo Harry Sarundajang itu rencananya dimakamkan di kampung halamannya di Kawangkoan, Kabupaten Minahasa.
Sebagai penghormatan terhadap SHS, Provinsi Sulawesi Utara menaikkan bendera Merah Putih setengah tiang atas berpulangnya Sinyo H Sarundajang selama sepekan. Imbauan pengibaran bendera setengah tiang tersebut dipertegas dengan surat edaran yang ditandatangani oleh Pelaksana Harian Gubernur Sulawesi Utara, Edwin Silagen.
Surat edaran Nomor 001.2/21.738/Sekr tertanggal 13 Februari 2021 tersebut mengajak seluruh Pemerintah Kabupaten dan Kota untuk melaksanakan pengibaran bendera itu.
Sinyo Harry Sarundajang lahir di Kawangkoan tanggal 16 Januari 1945. SHS menjabat sebagai dubes RI untuk Filipina merangkap Kepulauan Marshall dan Palau sejak 20 Februari 2018.
SHS pernah menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Utara selama dua periode, pada 2005-2015. Di tengah masa jabatannya sebagai Gubernur Sulawesi Utara, dia menjadi Ketua Umum Panitia Daerah penyelenggaraan World Ocean Conference (WOC), Coral Triangle Initiative Summit (CTI), serta Sail Bunaken pada 2009.
Dikutip dari laman Dewan Pers, Sinyo Harry memiliki latar belakang pendidikan S2 Ahli Administrasi Teritorial pada Institute International Administration Publique Francis dan doktor Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) serta doctor honoris causa bidang perdamaian dari UIN Malang.
SHS memulai karier birokrasi sebagai Kepala Biro Pemerintahan di Setda Provinsi Sulawesi Utara pada 1977. Selanjutnya sebagai Penjabat Sekretaris Wilayah Daerah Tingkat II Minahasa pada 1978.
Menjabat Sekretaris Wilayah Daerah Tingkat II Minahasa (untuk periode yang kedua) pada 1983. Menjabat sebagai Wali Kota Administratif Bitung pada 1986, Wali Kota Daerah Tingkat II Bitung pada 1990-2000 (dua periode).
Pada 1999 menjadi Ketua Harian Badan Pengelola Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Manado Bitung sampai 2000. Menjadi Inspektur Jenderal Departemen Dalam Negeri pada 2001-2015. Selain itu, dia merangkap sebagai Penjabat Gubernur Maluku Utara pada 2002 dan Penjabat Gubernur Maluku pada 2003.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi melantik Sinyo Harry menjadi Dubes Indonesia untuk Filipina pada Februari 2018.
Selain menjabat sebagai kepala daerah, SHS aktif menulis buku, antara lain:
- Pemerintah Daerah di Berbagai Negara (Penerbit Kata Hasta Pustaka),
- Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah (Penerbit Kata Hasta Pustaka),
- Birokrasi dalam Otonomi Daerah Upaya Mengatasi Kegagalannya (Penerbit Kata Hasta Pustaka),
- Pilkada Langsung Problematika dan Prospek (Penerbit Kata Hasta Pustaka),
- Babak Baru Sistim Pemerintahan (Penerbit Kata Hasta Pustaka),
- Geostrategis Sulawesi Utara Menuju Pintu Gerbang Indonesia di Asia Pasifik (Penerbit Kata Hasta Pustaka),
- Poros Maritim dan Ekonomi Baru Masa Depan Indonesia (Penerbit Kata Hasta Pustaka), serta ‘Paradigma Kuantum dan Kecerdasan Spiritual’.
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...