OJK: Kondisi Perbankan Nasional Masih Baik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan kondisi perbankan nasional secara keseluruhan masih baik dengan tingkat kredit macet atau non performing loan (NPL) yang relatif lebih stabil.
"NPL sudah banyak perubahan, relatif lebih stabil, kecukupan modal masih besar, saya kira masih cukup dan nggak ada masalah likuiditas. Masih oke. Jadi kondisi secara keseluruhan perbankan nasional masih dalam kondisi baik," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad saat ditemui di Gedung Dhanapala Kompleks Kementerian Keuangan Jakarta, hari Jumat (4/12).
Jika sampai akhir 2014 jumlah NPL mencapai Rp 79,39 triliun, pada September 2015 nilai NPL sudah tembus Rp 107,25 triliun. Rasio NPL pun meningkat dari 2,16 persen pada Desember 2014 menjadi 2,7 persen pada September 2015.
Akan tetapi, seiring dengan peningkatan pertumbuhan kredit, rasio kredit bermasalah bank ini menunjukkan penurunan dari 2,75 persen pada Agustus 2015 menjadi 2,70 persen pada September 2015.
Dari sisi penyaluran kredit, Muliaman mengatakan masih baik dan berdasarkan informasi yang dimilikinya, perbankan yang termasuk dalam kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) I dan BUKU IV lebih tinggi dari pada BUKU II dan BUKU III.
"Pertumbuhan kredit bank BUKU I dan IV tumbuh sampai 20 persen, sedangkan Bank BUKU II dan III hanya 10 persen," kata Muliaman.
Menurut Muliaman, tingginya pertumbuhan kredit bank BUKU I dan IV disebabkan mereka lebih agresif dalam memfokuskan diri di desa-desa dan pada sektor mikro.
"Banyak hal, tapi bank BUKU I lebih agresif ke desa-desa, bank BUKU IV merupakan bank besar, mereka lebih kuat di mikro," katanya.
Sementara terkait detail sektor apa saja yang diberi kredit, dia enggan mengomentarinya, dia hanya mengatakan pada intinya kredit pada BUKU I dan IV lebih baik.
"Detailnya nanti saja tapi intinya pertumbuhan kredit BUKU I dan BUKU IV lebih tinggi, mudah-mudahan kita bisa mencapai target kredit 11-12 persen tahun ini," ucapnya.
Sebagai informasi, berdasarkan modal inti yang dimiliki, bank dikelompokkan dalam empat kelompok usaha (Bank Umum Kelompok Usaha/BUKU).
Antara lain BUKU 1, bank dengan modal inti kurang dari Rp 1 triliun, BUKU 2 yakni bank dengan modal inti Rp 1 triliun-Rp 5 triliun. Lalu BUKU 3 untuk bank dengan modal inti Rp 5 triliun-Rp 30 triliun, dan BUKU 4 untuk bank dengan modal inti di atas Rp 30 triliun.
Berdasarkan statistik perbankan Indonesia yang diterbitkan OJK, diketahui per September 2015 pertumbuhan kredit tercatat sebesar 11,09 persen dari Rp 3.561,29 triliun pada kuartal III tahun lalu menjadi Rp 3.956,48 triliun.
Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit pada Agustus 2015 yang sebesar 10,94 persen dari Rp 3.498,36 triliun menjadi Rp 3.881,29 triliun.(Ant)
Editor : Sotyati
Tentara Suriah Menyerah, Tinggalkan Rezim Assad sebagai Imba...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Ratusan mantan tentara Suriah pada hari Sabtu (21/12) melapor kepada pengu...