OKI Akan Tuntut Majalah Charlie Hebdo
JEDDAH, SATUHARAPAN.COM – Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang berbasis di Arab Saudi berencana untuk menuntut secara hukum majalah satir Prancis, Charlie Hebdo, yang mempublikasikan pada edisi terakhir kartun Nabi Muhammad.
Mantan menteri kebudayaan Arab Saudi, Iyad Madani, yang sekarang menjabat sebagai Kepala OKI yang berbasis di Jeddah berbasis, mengatakan tentang pemuatan kartun Nabi sebagai "sebuah langkah konyol, dan perlu dihadapi dengan langkah-langkah hukum,’’ seperti dikutip situs berita Christian Today.
Sementara itu, di beberapa negara digelar aksi demonstrasi memprotes kartun di majalah tersebut. Demonstrasi digelar di Chechnya, Rusia, Pakistan, Niger dan Aljazair.
Di Pakistan protes terbesar berlangsung di Lahore, Pakistan timur, di mana lebih dari 10.000 orang bergabung dalam unjuk rasa. Mereka meneriakkan pernyataan: "Dawn Charlie Hebdo" dan "Kematian bagi penghujat".
Pemimpin kelompok garis keras, Partai Jamaat-ud-Dawa Pakistan, Hafiz Mohammad Saeed, mendesak para pemimpin Muslim untuk meyakinkan PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) bahwa itu harus menyatakan segala bentuk penghujatan sebagai kejahatan internasional. "Jika PBB tidak mengindahkan, maka negara-negara Muslim harus membentuk PBB sendiri," katanya.
Kelompok lain berkumpul di depan Lahore Press Club untuk memberi penghormatan kepada Kouachi bersaudara, dua orang yang menyerang kantor Charlie Hebdo dan membunuh 12 orang. Mereka memuja Kouachi dengan kata-kata: "Sebuah pesan yang kuat diperlukan untuk disampaikan kepada mereka. Kami salut pada utusan itu... semoga panjang umur."
Di Peshawar, di mana pada tahun 2013 dua bom bunuh diri meledak di Gereja All Saints dan menyebabkan 127 orang meninggal dan lebih dari 250 luka-luka, sekitar 100 orang Kristen yang disebut sebagai anggota partai politik Gerakan Persatuan Kristen juga ikut berdemonstrasi menentang edisi terakhir majalah Prancis itu, dan menuntut Prancis melarang majalah tersebut. Di kota Karachi, demonstrasi digelar di luar konsulat Perancis.
Kantor majalah Charlie Hebdo diserang oleh ekstrimis Islam pada 7 Januari yang menyebabkan meninggalnya 12 orang. Serangan itu dilakukan oleh dua bersaudara, Cherif dan Said Kouachi.
Di Perancis, suasana berkabung akibat serangan itu antara lain ditandai dengan terbinya edisi khusus internasional majalah itu dengan halaman muka menampilkan kartun Nabi Mohammad. Sekitar lima juta eksemplar majalah itu langsung terjual habis.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...