Loading...
INDONESIA
Penulis: Melki Pangaribuan 17:00 WIB | Jumat, 25 Oktober 2013

Oknum FPI Tasikmalaya Pukuli Pimpinan Ponpes Miftahul Huda

(kiri) Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda Tasikmalaya di Jawa Barat. (kanan) KH Didi Abdul Hadi. (Foto: Facebook Ponpes Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya Jawa Barat).

TASIKMALAYA, SATUHARAPAN.COM - Pimpinan Umum Kesantrian Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda Tasikmalaya, KH Didi Abdul Hadi dikabarkan menjadi korban pemukulan anggota Front Pembela Islam (FPI), pada Selasa (22/10) kemarin.

Menurut salah satu pengurus Ponpes Miftahul Huda yang dihubungi satuharapan.com pada Jumat (25/10) membenarkan peristiwa pemukulan tersebut, namun dia belum mengetahui kabar terbaru dan tindak lanjut dari peristiwa tersebut. “Iya benar terjadi, tapi saya tidak tahu kabar kelanjutannya,” kata Jafar yang meminta untuk menghubungi pimpinan pengurus Ponpes Miftahul Huda.

Sementara itu, ajudan KH. Didi Abdul Hadi yang dihubungi juga membenarkan peristiwa pemukulan yang terjadi Selasa lalu dan sejauh ini pihak keluarga dari KH Didi sedang menindaklanjuti persoalan pemukulan tersebut ke ranah hukum. “Yang melakukan proses hukum bukan AA (KH. Didi), tapi ulama yang ada di belakangnya, yang sakit hati karena guru mereka dipukuli,” kata ajudan dari Komandan Resimen Santri Ponpes itu.

Seperti disampaikan media lokal, KH Didi dianiaya saat memberikan orasi terkait aksi unjukrasa menuntut penutupan tempat hiburan malam di Tasikmalaya, pada Selasa (22/10) malam. Namun, aksi itu diwarnai kericuhan saat anggota yang diduga kuat dari ormas FPI Taksimalaya itu memukul seorang ulama yang dianggap tidak pantas.

Dikabarkan, keluarga besar Ponpes Miftahul Huda membawa kasus pemukulan oknum anggota FPI itu ke jalur hukum. “Kabar terakhir, keluarga Pesantren Miftahul Huda, tetap akan membawa kasus pemukulan oleh anggota FPI ini ke jalur hukum,” tulis akun Twitter ‏@asevmuslimovic, seperti disampaikan situs itoday.ci.id.

Hasil Musyawarah Kiai

Selanjutnya, @asevmuslimovic menyatakan bahwa hasil musyawarah Kiai dan pimpinan pesantren kota dan Kabupaten Tasikmalaya memutuskan, bahwa:

1. Pemukulan terhadap KH. Didi Abdul Hadi adalah tindakan tidak terpuji, yang tidak mencerminkan nilai amar makruf nahi munkar.

2. Meminta kepada seluruh santri yang masuk FPI untuk segera menanggalkan atribut ormas tersebut.

3. Mengajak santri dan masyarakat untuk melakukan amar makruf dengan mengedepankan nilai-nilai luhur kepesantrenan.

4. Meminta kepada pemerintah untuk segera menutup tempat hiburan malam yang meresahkan masyarakat.

5. Meminta pihak kepolisian mengusut pemukulan yang dilakukan oknum anggota FPI terhadap KH. Didi Abd Hadi.

“Jadi yang memukul itu tidak menghormati guru ngajinya,” kata ajudan KH Didi Abdul Hadi kepada satuharapan.com melalui telepon.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home