Olimpiade Tokyo Pangkas Biaya Hingga US$ 280 Juta
Banyak hal masih belum jelas tentang penyelenggaraan Olimpiade yang dijadwalkan dibuka pada 23 Juli 2021.
TOKYO, SATUHARAPAN.COM-Jepangpangkas biaya Olimpiade Tokyo sebesar US$ 280 juta, kata penyelenggara yang sebelumnya menyatakan ajang olah raga dunia yang ditunda setahun akibat virus corona ini akan berlangsung sederhana.
Meski demikian, biaya terakhir acara itu, yang secara resmi dianggarkan sebelum pandemi sebesar 1,3 triliun yen (US$ 12 miliar), juga masih belum jelas, karena biaya tambahan yang disebabkan oleh penundaan tersebut belum diumumkan.
"Tokyo 2020 percaya bahwa pekerjaan ini akan membantu menciptakan model untuk acara global di masa depan termasuk Olimpiade yang akan datang di tengah normal baru di mana kita sekarang hidup," kata penyelenggara dalam sebuah pernyataan setelah presentasi kepada Dewan Eksekutif Komite Olimpiade Internasional (IOC).
Mereka mengatakan akan mengeluarkan anggaran yang diperbarui, termasuk biaya tambahan terkait dengan penundaan dan tindakan pencegahan virus corona, pada akhir tahun.
Rencana untuk acara yang lebih sederhana diumumkan pada akhir September, dengan langkah-langkah termasuk lebih sedikit tiket gratis, membatalkan upacara penyambutan atlet, dan penghematan spanduk, maskot, dan kembang api.
Jumlah delegasi di belakang layar di acara yang kurang mewah akan dikurangi 10 hingga 15 persen, dan tunjangan juga dikurangi, kata penyelenggara dan pejabat Olimpiade.
Olimpiade 2020 ditunda awal tahun ini karena virus corona baru yang mematikan menyebar ke seluruh dunia, dan sekarang diputuskan akan dibuka pada 23 Juli 2021.
Dengan banyak negara yang mengalami gelombang kedua atau bahkan ketiga, ada keraguan tentang apakah acara tersebut dapat diselenggarakan, tetapi penyelenggara dan pejabat Olimpiade bersikeras itu dapat dilakukan dengan aman.
Jika diadakan, bentuk akhir dari Olimpiade masih belum jelas, dengan pertanyaan termasuk apakah penonton akan diizinkan, termasuk pengunjung asing, juga belum diputuskan.
Penyelenggara telah menjelaskan bahwa setidaknya ini akan menjadi acara yang lebih sederhana daripada tontonan yang biasanya meriah dipentaskan di seluruh dunia. "Karena kita berada di dunia Covid-19, apakah kita berada di dunia di mana peristiwa mencolok yang dulu kita anggap normal sebelumnya masih cocok? Kita telah mencapai titik balik dalam hal ini," kata CEO Tokyo 2020 Toshiro Muto. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...