Olle Tornquist: Radikalisme Agama Tumbuh Karena Tidak Ada Jaminan Sosial
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Profesor Ilmu Politik Universitas Oslo Norwegia, Olle Tornquist mengatkan bahwa kurangnya jaminan sosial menanamkan benih radikalisme keagamaan. Perkembangan radikalisme keagamaan akhirnya membajak kelangsungan demokrasi.
Olle mencontohkan peristiwa di Pakistan. ”Jika sekolah negeri diswastanisasi seperti di Pakistan tentu saja ulama akan mengambil alih. Sesudah itu uang akan masuk dari Saudi Arabia,” kata Olle dalam diskusi ‘Perkembangan Politik Terkini dan Gerakan Sosial dalam rangka Welfare Policy di Indonesia’ di Seknas Jokowi Jakarta pada Kamis (24/1).
Menurutnya, seseorang yang berada dalam tekanan ekonomi apabila tidak punya pilihan yang lain maka akan cenderung pergi ke masjid atau ke gereja. Akibatnya peristiwa radikalisme agama seperti di Poso dan Ambon terjadi.
Penulis buku ‘Dilemmas of Third World Communism: The Destruction of the PKI in Indonesia’ yang diterjemahkan ke bahasa Indonesia ‘Penghancuran PKI’ menyebutkan tentang mendesaknya rancangan kebijakan kesejahteraan sosial.
Kebijakan kesejahteraan sosial ini membutuhkan distribusi secara politik yang baik dan secara ekonomi memungkinkan.
Rancangan kebijakan kesejahteraan sosial ini mensyaratkan tiga hal. Yaitu, baik bagi setiap orang, harus mendukung kemampuan setiap orang, baik bagi pembangunan ekonomi. Dengan pembangunan ekonomi yang baik maka akan mendatangkan investasi. Karena itu rancangan kebijakan kesejahteraan sosial ini terbukti baik untuk industrialis yang berorientasi produksi.
Walau gagasan itu gagasan negara kesejahteraan yang diterapkan di Eropa, tetapi Olle mengatakan itu memungkinkan diterapkan di Indonesia. Tetapi “itu bukan berarti berakhirnya perjuangan kelas”, katanya.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...