Oposisi Denmark Tolak Larangan Protes Pembakaran Al Quran
KOPENHAGEN, SATUHARAPAN.COM-Tujuh partai oposisi Denmark pada hari Kamis (3/8) menyuarakan keberatan atas upaya pemerintah untuk melarang pembakaran salinan Al Quran, dengan alasan bahwa undang-undang akan menjadi pembatasan kebebasan berekspresi yang tidak dapat diterima.
Kemarahan di dunia Muslim atas penodaan Al Quran di depan kedutaan besar negara Muslim di Denmark dan Swedia telah mendorong kedua pemerintah untuk mengatakan bahwa mereka akan mencari cara untuk membatasi pembakaran secara legal.
Namun pelarangan pembakaran Al Quran akan mengganggu prinsip kebebasan berbicara di Denmark, kata partai oposisi dalam pernyataan bersama.
“Semua pihak yang bertanda tangan di bawah ini menjunjung tinggi kebebasan sipil Denmark yang mendasar dan berpendapat bahwa kebebasan sipil harus selalu didahulukan dari dogma agama,” tulis mereka.
Dengan menyerah pada tekanan dari luar, pemerintah juga dapat membuka pintu bagi negara asing untuk ikut campur dalam politik nasional, tambah para pihak.
"Veto pelaku kekerasan tidak boleh menang dan tidak boleh menetapkan batas-batas politik Denmark dan demokrasi Denmark," kata pihak oposisi.
Mulai dari partai Kanan Baru paling kanan hingga Aliansi Merah-Hijau paling kiri, ketujuh partai tersebut bersama-sama memegang 72 kursi di parlemen dengan 178 anggota, sementara pemerintah dari tiga partai kanan-tengah dan kiri-tengah memiliki total 88 kursi di parlemen.
Meski ada protes, pemerintah akan terus berupaya mencegah pembakaran Al Quran, kata Menteri Kehakiman, Peter Hummelgaard, kepada lembaga penyiaran publik DR. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Warga Batuah Serahkan Seekor Trenggiling ke BKSDA
SAMPIT, SATUHARAPAN.COM- Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Sampit Kabupaten Kotawaring...