Oposisi Rusia Keluar dari Rumah Sakit Setelah 32 Hari Dirawat Karena Diracun
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Oposisi Rusia, Alexei Navalny, telah keluar dari rumah sakit di Berlin tempat ia dirawat setelah jatuh sakit dalam penerbangan domestik di Siberia bulan lalu. "Kondisi pasien cukup membaik sehingga dia bisa keluar dari ruang perawatan inap akut," kata rumah sakit Charite dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (23/9).
Navalny diterbangkan dari Rusia ke Berlin saat masih dalam keadaan koma dan pemerintah Jerman mengatakan tes di Jerman, Prancis dan Swedia telah menemukan bahwa dia diracuni dengan racun saraf Novichok. Pihak Barat menuntut penjelasan dari Rusia.
Moskow mengatakan belum melihat bukti kejahatan dan sejauh ini menolak membuka penyelidikan. Jangankan membuka pra penyelidikan, pihak Kremlin membantah terlibat.
"Berdasarkan kemajuan pasien dan kondisi saat ini, dokter yang merawat percaya bahwa pemulihan total mungkin terjadi. Namun, masih terlalu dini untuk mengukur potensi efek jangka panjang dari keracunan parahnya," kata rumah sakit.
Navalny menerima perawatan di rumah sakit Charite selama 32 hari, di mana 24 hari dihabiskan dalam perawatan intensif, tambahnya. "Keputusan untuk mempublikasikan rincian kondisi Navalny dibuat setelah berkonsultasi dengan pasien dan istrinya," kata rumah sakit tersebut.
Dalam postingan di feed Instagram-nya pada hari Sabtu (19/9), Navalny mengatakan dia kesulitan menggunakan ponselnya, menuangkan air atau berjalan di tangga, karena tangannya gagal dan kakinya gemetar.
Pada hari Senin (21/9), Navalny mengatakan kepada Rusia untuk menyerahkan pakaian yang dia kenakan ketika dia mengalami koma bulan lalu dan menuduh Moskow menyembunyikan bukti penting dalam kasusnya.
Penentang yang vokal terhadap Presiden Vladimir Putin itu mengatakan pakaiannya diambil darinya sebelum dia diterbangkan ke Jerman untuk perawatan dari Siberia. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...