Orang Tua Terlatih Lebih Mampu Mengasuh Anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tanoto Foundation menyatakan bahwa orang tua yang telah terlatih lebih mampu untuk meningkatkan kualitas pengasuhan yang diterapkan pada anak-anak mereka.
“Berbagai fakta tentang perkembangan otak tersebut menjadi sebab pentingnya keterlibatan aktif dan kapasitas yang memadai dari orang tua. Pengasuhan tidak lagi cukup didasari oleh insting ataupun meniru bagaimana dulu orang tua diasuh, terlebih karena anak usia dini memiliki kebutuhan spesifik yang berbeda dengan kelompok usia lainnya,” kata ECED Ecosystem Development Lead Tanoto Foundation Fitriana Herarti dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (29/5).
Fitriana menuturkan tidak semua orang memiliki pemahaman yang sama soal usia emas seorang anak yang dimulai pada usia lima tahun pertamanya. Pada usia tersebut, tumbuh kembang anak berlangsung dengan sangat pesat dan tidak akan terulang lagi pada periode selanjutnya.
Pesatnya tumbuh kembang ini didasarkan dari hasil riset ilmu syaraf dan perilaku selama beberapa dekade yang menghasilkan sejumlah fakta penting. Contohnya perkembangan otak dimulai sejak masa kehamilan hingga mencapai 80 persen di usia tiga tahun yang kemudian akan menjadi fondasi untuk semua capaian belajar, kesehatan dan perilaku di periode usia selanjutnya.
Kemudian interaksi dua arah (serve and return) antara orang tua atau pengasuh utama dengan anak menjadi kunci perkembangan otak yang optimal.
Sebaliknya interaksi yang negatif justru akan menjadi penghambat hingga pengalaman negatif anak di usia dini, misal mengalami kekerasan, pengabaian, maupun tidak terpenuhinya kebutuhan kesehatan dan gizi akan menghambat optimalisasi perkembangan otak.
“Karena itu, pengasuhan di periode tiga tahun pertama, harus memastikan anak mendapatkan sejumlah hal, yang meliputi kesehatan yang baik, termasuk menerima semua imunisasi wajib, kebiasaan hidup bersih dan sehat sehingga anak terhindar dari infeksi berulang, misal diare, malaria, cacingan, campak, cacar,” ujar dia.
Termasuk pula pemberian gizi yang mencukupi dan memperoleh Pola asuh yang responsif. Anak harus dapat kesempatan belajar lewat bermain dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Hal ini sejalan dengan hasil riset yang pihaknya lakukan selama satu tahun kepada kelompok orang tua dengan anak usia 0-3 tahun di Jakarta, Pandeglang dan Kutai Kartanegara.
Orang tua yang menerima pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan keterampilan pengasuhan di lima komponen di atas mampu membantu anak-anak mereka untuk mencapai peningkatan kemampuan di aspek berpikir, bahasa, motorik, dan sosial-emosional lebih dari anak-anak dari orang tua yang tidak mendapatkan pelatihan atau pendampingan.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pengetahuan, kesadaran dan keterampilan pengasuhan orang tua untuk pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini, dan juga masih banyak orang tua yang belum memiliki pengetahuan, kesadaran dan keterampilan untuk melakukan pengasuhan yang baik, responsif dan cukup bagi anak-anak mereka di usia 0 hingga 3 tahun.
“Studi ini juga menguji kualitas pengasuhan anak di rumah melalui instrument Home Observation for Measuring the Environment (HOME).
Pada kelompok intervensi, peningkatan besar terlihat pada beberapa aspek utama pengasuhan anak, yaitu responsivitas dalam memenuhi kebutuhan dasar anak, pengelolaan kegiatan sehari hari anak, ketersediaan dan variasi bahan-bahan untuk belajar melalui bermain, serta keterikatan emosional anak dengan orang tuanya, dibandingkan dengan kelompok non-intervensi,” ujarnya.
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...