Organisasi Pramuka AS Cabut Larangan Gay Jadi Pemimpin
LOS ANGELES, SATUHARAPAN.COM - Organisasi Pramuka Amerika Serikat, The Boy Scouts of America, mengumumkan mencabut larangan bagi gay untuk menjadi pemimpin di organisasi tersebut. Kendati demikian organisasi ini tetap memberikan kesempatan kepada kelompok-kelompok pramuka yang didukung oleh organisasi keagamaan untuk menolak posisi kepemimpinan yang didasarkan pada orientasi seksual.
Sebanyak 79 persen dari dewan eksekutif nasional organisasi itu menyatakan setuju untuk segera mencabut larangan terhadap gay untuk duduk di posisi kepemimpinan, dalam konferensi yang berlangsung pada hari Senin (27/7). Secar tentatif keputusan itu sudah disetujui pada 10 Juli lalu.
"Sehubungan dengan perubahan sosial, politik dan hukum yang berlangsung di negara kita dan gerakan kita, saya tidak percaya bahwa larangan terhadap gay untuk posisi kepemimpinan di organisasi kita dapat dipertahankan," kata Presiden Boy Scouts of America, Robert M. Gates.
"Setiap upaya untuk melakukannya itu pasti akan mengakibatkan pertempuran hukum simultan di beberapa yurisdiksi hukum dan dengan biaya mengejutkan," kata dia, sebagaimana dikutip oleh The Los Angeles Times.
"Cara terbaik bagi organisasi Pramuka untuk terus maju dengan tetap menjaga 'nilai-nilai inti' adalah dengan mengatasi masalah ini dan menetapkan aturan kita sendiri," kata Gates. "Dan itulah yang kita lakukan."
Mei lalu, pemungutann suara di organisasi itu juga menghasilkan keputusan yang mirip. Keputusan berdasarkan suara mayoritas adalah pencabutan aturan yang telah berlaku satu abad yang melarang anak laki-laki gay untuk bergabung menjadi anggota. Pemungutan suara itu diikuti oleh 1.400 anggota, 61 persen mendukung pencabutan larangan yang berlaku efektif mulai 1 Januari 2014.
Keputusan itu merupakan kemenangan besar bagi aktivis hak gay, namun berarti perubahan besar bagi organisasi yang sangat bergantung pada kelompok berbasis agama. Jika para pendukung hak-hak gay menyambut gembira, kelompok agama justru menyatakan keprihatinan.
Dalam sebuah pernyataan, The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints, sebuah gereja yang merupakan sponsor utama pramuka AS, mengatakan mereka merasa sangat terganggu dengan keputusan itu. Oleh karena itu, gereja ini mengatakan hubungannya dengan pramuka AS yang sudah berlangsung berabad-abad akan dievaluasi.
"Gereja selalu menyambut pintu bagi semua anak laki-laki tanpa memandang orientasi seksual," kata gereja. "Namun, pengakuan terhadap pemimpin gay tidak konsisten dengan doktrin gereja dan apa yang telah menjadi nilai-nilai tradisional dari Boy Scouts of America," kata gereja itu dalam sebuah pernyataan.
Gereja juga keberatan terhadap pemungutan suara yang dilakukan pada bulan Juli karena banyak anggota majelis gereja yang cuti atau keluar kantor dan tidak bertemu selama sebulan.
Juru bicara The Boy Scouts of America tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar.
Di sisi lain pendukung hak gay menyambut baik keputusan tersebut meskipun dengan hati-hati.
"Hari ini pemungutan suara oleh The Boy Scouts of America yang telah pemperbolehkan gay dewasa, lesbian, biseksual untuk bekerja merupakan langkah awal menuju terhapusnya 'noda' pada organisasi yang penting ini," kata Presiden Human Rights Campaign, Chad Griffin dalam sebuah pernyataan.
"Tapi memasukkan adanya pengecualian bagi kelompok yang disponsori oleh organisasi keagamaan melemahkan dan mengurangi sifat bersejarah keputusan hari ini. Diskriminasi seharusnya tidak memiliki tempat di Pramuka. "
Brian Peffly, 35, yang mengaku dipecat sebagai asisten pembina pramuka dari Pasukan 192 di Ohio awal tahun ini karena dia gay, menyebut keputusan ini sebagai "langkah maju yang besar."
"Orang-orang yang masih ingin mendiskriminasi, mereka akhirnya akan mati, betapa hari besar bagi kepramukaan dan negara kita," kata Peffly.
Pada Senin malam, Peffly bertemu dengan para pemimpin dari pasukan di daerah Columbus yang lebih besar dan mengatakan mereka mendukung dia dan memberinya formulir untuk mendaftar ulang untuk bergabung kembali dengan Pramuka.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...