Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 11:42 WIB | Rabu, 10 Juli 2024

Otoritas Islam Dagestan, Rusia, Larang Niqab Setelah Kasus Penyerangan Gereja

Dalam foto yang diambil dari video yang dirilis oleh Komite Investigasi Rusia pada Senin, 24 Juni 2024, seorang pegawai Komite Investigasi Rusia bekerja di dalam Gereja Ortodoks yang dirusak oleh militan bersenjata di Makhachkala setelah operasi kontra-teroris di republik Dagestan, Rusia. Beberapa petugas polisi dan beberapa warga sipil, termasuk seorang pendeta Ortodoks, dibunuh oleh militan bersenjata di republik selatan Dagestan pada hari Minggu (23/6), kata gubernurnya Sergei Melikov dalam sebuah pernyataan video pada Senin pagi. (Komite Investigasi Rusia via AP)

DAGESTAN, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di Dagestan, wilayah Kaukasus Utara yang mayoritas penduduknya Muslim di Rusia, pada hari Rabu (3/7) melarang sementara perempuan mengenakan niqab, setelah serangan simultan yang menargetkan gereja dan sinagoga menewaskan 22 orang pada bulan lalu.

Dalam sebuah pernyataan yang diunggah di aplikasi pesan Telegram, Muftiate Dagestan mengatakan pihaknya memberlakukan larangan “sementara” terhadap niqab setelah adanya permohonan dari Kementerian Kebijakan Kebangsaan dan Urusan Agama Rusia.

Laporan setelah serangan pada tanggal 23 Juni mengatakan salah satu pria bersenjata berencana melarikan diri dengan mengenakan niqab.

Muftiat, sebuah organisasi keagamaan yang mewakili Muslim Dagestan, mengatakan bahwa larangan tersebut akan tetap berlaku “sampai ancaman yang teridentifikasi dihilangkan dan kesimpulan teologis baru tercapai”.

Niqab mendapatkan popularitas di Dagestan di tengah kebangkitan Islam di wilayah tersebut setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991. Meskipun hanya sebagian kecil perempuan Dagestan yang mengenakan cadar atau niqab telah menjadi pemandangan umum di kota-kota besar di wilayah tersebut.

Kerudung serupa dilarang oleh hukum di beberapa negara Eropa dan pasca Uni Soviet.

Dua puluh dua orang tewas dalam serangan serentak terhadap gereja-gereja Ortodoks, sinagoga, dan pos pemeriksaan polisi di seluruh Dagestan pada tanggal 23 Juni.

Pasukan keamanan mengatakan mereka membunuh lima penyerang dalam baku tembak yang menyebabkan sebuah sinagoga di kota Derbent musnah dilalap api.

Dagestan pada tahun 2000-an dan 2010-an dilanda pemberontakan Islam yang menyebar dari negara tetangga Chechnya, meskipun keamanan di wilayah tersebut telah membaik dalam beberapa tahun terakhir.

Pada bulan Oktober, massa anti Israel menyerbu bandara di ibu kota Dagestan, Makhachkala, memburu warga Israel dan orang Yahudi yang tiba dengan penerbangan dari Tel Aviv.

Lima bulan kemudian, 145 orang tewas dalam serangan pada bulan Maret di gedung konser Moskow yang diklaim oleh afiliasi kelompok militan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) di Asia Tengah. Pihak berwenang Rusia menahan beberapa warga negara Tajikistan yang dikatakan melancarkan serangan senjata dan bom. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home