Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 17:07 WIB | Rabu, 22 November 2023

Otoritas Palestina Sambut Baik Gencatan Senjata Sementara Israel dan Hamas

Prancis, Jerman, AS dan Uni Eropa sambut kesepakatan gencatan senjata.
Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif PLO, Hussein al-Sheikh, di kantornya di Ramallah, 13 Juni 2022. (Foto: dok. AP/Nasser Nasser)

RAMALLAH, SATUHAAPAN.COM-Otoritas Palestina menyambut baik perjanjian gencatan senjata kemanusiaan sementara antara Israel dan Hamas di Gaza yang memungkinkan pembebasan sandera, kata seorang pejabat senior Palestina.

“Presiden Mahmoud Abbas dan para pemimpin menyambut baik perjanjian gencatan senjata kemanusiaan, menghargai upaya Qatar-Mesir yang dilakukan dan menegaskan kembali seruan untuk penghentian komprehensif agresi Israel terhadap rakyat Palestina dan masuknya bantuan kemanusiaan,” kata pejabat senior Palestina, Hussein al-Sheikh, menulis di X.

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, katanya pada hari Rabu (22/11)  juga menyerukan solusi yang lebih luas terhadap konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung lama.

Pemerintahan Abbas, yang berbasis di Tepi Barat yang diduduki, “menghargai upaya (mediasi) Qatar-Mesir,” menginginkan perpanjangan gencatan senjata dengan Israel dan “implementasi solusi politik berdasarkan legitimasi internasional.”

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Perancis mengatakan dia berharap warga negara Prancis akan menjadi sandera pertama yang dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

“Kami berharap warga negara Prancis termasuk di antara mereka dan bahkan, jika mungkin, termasuk kelompok pertama yang akan dibebaskan,” kata Menteri Catherine Colonna pagi ini di radio France Inter. “Kami sedang berupaya untuk itu.”

Prancis menghitung delapan orang hilang, beberapa di antara mereka dikonfirmasi sebagai sandera, akibat serangan terhadap Israel pada 7 Oktober. Prancis juga menghitung 40 warganya tewas dalam serangan itu.

Sedangkan Menteri Luar Negeri Jerman menyambut baik kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang mengizinkan sedikitnya 50 sandera dibebaskan sebagai sebuah “terobosan,” dan mendesak agar “bantuan penting” dikirim ke Gaza.

“Pembebasan kelompok sandera pertama yang diumumkan merupakan sebuah terobosan, bahkan jika tidak ada yang bisa menghilangkan penderitaan mereka di dunia ini,” kata Annalena Baerbock di X, sebelumnya bernama Twitter.

“Jeda kemanusiaan harus digunakan untuk memberikan bantuan penting kepada masyarakat di Gaza.”

Presiden Komisi Eropa, Ursula Von der Leyen, mengatakan pada hari Rabu bahwa dia menyambut baik kesepakatan yang dicapai antara Israel dan Hamas mengenai pembebasan 50 sandera dan penghentian permusuhan di Gaza.

“Komisi Eropa akan melakukan yang terbaik untuk menggunakan jeda ini untuk gelombang kemanusiaan ke Gaza,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Gencatan senjata ini menawarkan kepada warga Gaza prospek jeda yang sangat diinginkan, meskipun singkat, setelah hampir tujuh minggu perang total.

Presiden AS Lega Beberapa Sandera Akan Dibebaskan

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pada hari Selasa (21/11) mengatakan dia sangat lega bahwa beberapa sandera yang disandera oleh Hamas akan segera dibebaskan berdasarkan kesepakatan yang ditengahi dengan bantuan dari seluruh Timur Tengah.

“Saya sangat bersyukur bahwa beberapa dari jiwa-jiwa pemberani ini... akan bersatu kembali dengan keluarga mereka setelah kesepakatan ini dilaksanakan sepenuhnya,” kata Biden dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Gedung Putih.

Biden berterima kasih kepada para pemimpin Qatar dan Mesir atas “kepemimpinan kritis” mereka dalam mencapai kesepakatan dan juga memuji Israel karena menyetujui perpanjangan jeda pertempuran di Gaza untuk memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan.

Dia mencatat bahwa dua sandera Amerika dibebaskan pada akhir Oktober sebagai bagian dari diplomasi yang intens. “Kesepakatan hari ini akan membawa pulang lebih banyak sandera Amerika, dan saya tidak akan berhenti sampai mereka semua dibebaskan,” kata Biden.

Sumber dari Hamas dan Jihad Islam, kelompok militan lainnya, sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa gencatan senjata akan mencakup gencatan senjata total di lapangan dan penghentian operasi udara Israel di Gaza selatan.

Seorang pejabat senior AS mengatakan tiga orang Amerika, termasuk Abigail Mor Idan yang berusia tiga tahun, termasuk di antara 50 orang yang akan dibebaskan secara bertahap mulai Kamis (23/11).

Pemerintahan Presiden Joe Biden berharap gencatan senjata di Gaza juga akan mengarah pada “jeda total” dalam pertempuran di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon, kata seorang pejabat senior AS pada Selasa malam.

“Kami juga berharap bahwa ini (gencatan senjata empat hari yang disepakati antara Israel dan Hamas) akan mengarah pada penghentian total beberapa permusuhan di utara, di perbatasan Lebanon,” kata pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya. (AFP/ToI/Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home