Oxfam: Bantuan Darurat Dibutuhkan untuk Atasi El Nino
SYDNEY, SATUHARAPAN.COM – Kemarau, hujan dan salju tidak menentu yang ditimbulkan fenomena El Nino sangat mempengaruhi kawasan Pasifik, dengan Papua Nugini sebagai negara yang terdampak paling parah, menurut laporan kelompok bantuan Oxfam pada Senin (14/12).
Saat mengimbau peningkatan mendesak dalam bantuan darurat, yayasan itu mengatakan 4,7 juta orang terancam kelaparan, kemiskinan dan penyakit di kawasan Pasifik tersebut akibat dampak El Nino.
Ini krisis berskala global, menurut laporan Early Action on Super-charged El Nino Vital to Save Lives.
Fenomena El Nino saat ini, merupakan salah satu yang terkuat dan pernah terjadi, yang menandakan akan terjadi kondisi cuaca ekstrem lainnya, yang akan mengancam ketahanan pangan, kehidupan dan sumber pencaharian masyarakat.
El Nino, merupakan nama yang diberikan pada perubahan cuaca terkait periode pemanasan berkelanjutan di kawasan tropis Pasifik tengah dan timur, yang bisa memicu cuaca ekstrem mematikan dan merugikan.
Bulan lalu, badan cuaca PBB memperingatkan fenomena tersebut, dipicu pemanasan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik, terburuk dalam 15 tahun terakhir.
Oxfam mengatakan, perubahan iklim merupakan dampak dahsyat dari El Nino dan kendati perjanjian iklim penting global tercapai di Paris pada akhir pekan lalu, masih banyak yang perlu dilakukan untuk secepatnya mengurangi polusi.
Pihaknya mengatakan, dampak dari fenomena kuat El Nino saat ini kemungkinan akan menyebabkan 40 hingga 50 juta orang di seluruh dunia terancam kelaparan, penyakit dan kekurangan air pada 2016 saat awal krisis perlahan-lahan muncul. (AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...