Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 20:02 WIB | Rabu, 19 Agustus 2015

Ozil dan Keluarga Terbiasa Beradaptasi

Ozil dan Keluarga Terbiasa Beradaptasi
Mesut Ozil (tengah) bersama rekan-rekannya di Arsenal saat berhasil memenangkan Piala FA beberapa bulan yang lalu. (Foto: arsenal.com)
Ozil dan Keluarga Terbiasa Beradaptasi
Mesut Ozil saat masih berkostum Werder Bremen (Jerman). (Foto: uefa.com).
Ozil dan Keluarga Terbiasa Beradaptasi
Mesut Ozil saat masih berkosstum Schalke (Jerman). (Foto: footballarchive.com).

LONDON, SATUHARAPAN.COM - Pesepak bola Jerman, Mesut Ozil, bersyukur dirinya termasuk pemain yang terbiasa beradaptasi karena sering berpindah klub. Ozil dan keluarganya terbiasa berpetualang dan cepat beradaptasi.

Dalam sebuah feature yang ditampilkan di situs resmi Arsenal, arsenal.com, Selasa (18/8) Ozil berkisah bahwa di setiap kota dia akan selalu merasa betah. "Dimana-mana saya selalu merasa di rumah, (feels like home),”kata Ozil.

“London merupakan sudut pandang yang berbeda, sebuah kota dengan  banyak budaya yang berbeda dan itu sesuatu yang saya belum pernah lihat sebelumnya,” kata Ozil.

Ozil menyebut saat dia pergi ke seluruh sudut kota London rasanya seperti bertemu dengan banyak orang yang dikenal.

"Itu juga sebabnya saya suka tinggal di London. Tanggapan serupa  saya dapat saat mengajak keluarga saya yang  di Jerman datang mengunjungi London, mereka semua  benar-benar menceritakan secara positif tentang kota ini,” kata gelandang yang dahulu sempat memperkuat Werder Bremen (Jerman) itu.  

Masa Kecil

Ozil  dibesarkan di Gelsenkirchen, Jerman sebuah kota industri berat di Lembah Ruhr, Jerman. Di sinilah, salah satu gelandang yang membantu pemenang Piala Dunia pertama mengasah bakatnya. Sepakbola adalah bagian dari rutinitas sehari-hari. Tidak peduli apakah itu gelap atau jika salju turun. Dia akan selalu bermain, sebagian besar dengan kakaknya dan teman-teman, sering berpura-pura menjadi Zinedine Zidane.

Pada saat Jerman mengadakan sensus besar-besaran pada 2009. Saat itu dia tinggal di kota lain di luar Gelsenkirchen, kota tersebut bernama Bismarck. Dia menganggap  Bismarck merupakan sebuah kota yang tidak berbeda jauh dengan London.

“Lingkungan saya dibesarkan (di Bismarck) merupakan salah satu dari sekian banyak kota yang berisi banyak orang asing di Jerman," Ozil menjelaskan.  

“Tidak hanya Turki tapi orang-orang dari seluruh Lebanon, Timur Tengah, Afrika, campuran nyata! Ini mungkin bukan lingkungan terbaik atau tercantik tapi aku punya begitu banyak teman yang tinggal di dekatnya, teman-teman dari semua latar belakang yang berbeda, dan itu berarti aku mencintai masa kecil saya di sana,” kata dia.

Ozil menjelaskan dahulu dia dan teman-temannya sesama keluarga pendatang dan campuran yang ada di Jerman juga sering melalui masa-masa kebersamaan, yakni dengan anak-anak usia lain bersepak bola di gang-gang kecil.

"Beberapa keluarga di lingkungan saya kadang-kadang pergi melalui masa-masa sulit dan sepak bola adalah jawaban bagi kita anak-anak.  Tidak peduli jika Anda kaya atau miskin atau jika Anda adalah Jerman atau Turki. Sepakbola mempersatukan kami, sehingga  kami  selalu berada dalam suasana hati yang tenang,” kata dia.

Masa hidup di Jerman memberi Ozil sebuah peluang untuk mempelajari budaya asing, karena di Jerman sebagai anak kecil yang juga memiliki darah keturunan Turki, sepak bola dengan anak-anak “asli” Jerman dan imigran lainnya sangat membantu dia untuk beradaptasi di Spanyol (Real Madrid), dan Inggris (Arsenal).

"Itu sangat bagus. Anda memiliki kesempatan untuk mengambil hal-hal positif dari setiap kebudayaan yang berbeda,” kata Ozil.

Merangkai hidup adalah sebuah hal yang dibaktikan Ozil ke keluarganya, karena saat dia tinggal di Jerman, Ozil  tidak merasa terasing dengan  lingkungan kerja baru, saat Ozil berusia  19 tahun dia pindah dari Schalke ke  Werder Bremen. 

"Gelsenkirchen (markas Schalke) adalah tempat saya lahir dan dibesarkan, dan di mana keluarga dan teman-teman hidup, saya benar-benar  memulai karir sepakbola saya di sana dan memiliki kenangan yang sangat bagus dari Schalke,” dia menambahkan.

“Lalu saya pindah ke Bremen dan memiliki beberapa kali kenangan bagus di sana. Orang-orang dari Bremen sangat mendukung  Werder Bremen, saya berpikir di Bremen adalah pengalaman hebat bagi saya,”  kata dia. (arsenal.com)

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home