Pakar: Cegah Penularan COVID-19, Berpelukan Lebih Aman Ketimbang Jabat Tangan
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang ahli virus asal Belgia mengatakan bahwa berpelukan seluruh tubuh justru lebih aman untuk melakukan kontak dengan orang lain ketimbang berjabat tangan, ketika mencoba menghindari tertular virus corona.
Pakar itu, Marc Van Ranst mengatakan kepada surat kabar yang berbasis Amerika Serikat, di New York Post, pada hari Selasa (9/6).
Penguncian global terkait wabah virus corona mulai mereda di negarbagi negara, dengan pihak berwenang perlahan-lahan mengendurkan aturan dan langkah-langkah yang dimaksudkan untuk memerangi penyebaran virus mematikan itu.
Namun mempraktikkan jarak sosial yang memadai masih tetap yang dianjurkan, kata Van Ranst. Namun jika orang akan saling menyentuh, pelukan lebih baik (aman) daripada jabat tangan biasa.
"Orang-orang diizinkan untuk memegang satu sama lain," Van Ranst, seorang ahli epidemiologi di Rega Institute for Medical Research, mengatakan kepada New York Post.
Namun jabatan tangan, bagaimanapun, tidak direkomendasikan, karena memungkinkan tangan untuk "bersentuhan satu sama lain dan bersentuhan dengan lingkungan," meningkatkan "peluang penyebaran (virus)," katanya.
Namun otoritas kesehatan umumny telah memperingatkan warga agar tidak melakukan sentuhan untuk membatasi penyebaran virus.
Pada bulan Maret, UEA menyarankan warga agar mereka "menghindari kontak langsung dengan orang lain, khususnya ucapan selamat datang dengan saling menyentuhkan pipi dan hidung."
Dan Van Ranst mencatat bahwa pelukan hanya boleh dilakukan untuk "orang yang memiliki hubungan dekat dengan Anda," dan bukan sambutan yang umum.
Editor : Sabar Subekti
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, Dipecat oleh Parlemen
SEOUL, SATUHARAPAN.COM-Majelis Nasional Korea Selatan pada hari Sabtu (14/12) melalui pemungutan sua...