Loading...
BUDAYA
Penulis: Ignatius Dwiana 23:34 WIB | Kamis, 02 Januari 2014

Pakarti Gelar Pesta Kartun Akhir Tahun

Pakarti Gelar Pesta Kartun Akhir Tahun
Pengunjung Pesta Kartun Akhir Tahun. (Foto-foto Ignatius Dwiana)
Pakarti Gelar Pesta Kartun Akhir Tahun
Anak tangga pun tidak lepas dari kartun. Kartunnya berupa sindiran. Aku kere biasa diinjak, bunyi balon kartun.
Pakarti Gelar Pesta Kartun Akhir Tahun
Nunggu Giliran karya Jan Praba. Menampilkan wajah Gubernur DKI Jakarta yang sedang digadang-gadang calon Presiden.
Pakarti Gelar Pesta Kartun Akhir Tahun
Kartun karya Jaya Suprana.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Persatuan Kartunis Indonesia (Pakarti) menyelenggarakan pameran bertajuk ‘Pesta Kartun Akhir Tahun’. Pelbagai jenis kartun ditampilkan di Galeri 3 Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, dari hari Rabu (18/12) hingga Minggu (29/12).

Pameran ini disebut pesta kartun karena semua jenis kartun dipamerkan di dalamnya. Demikian disampaikan Presiden Pakarti Jan Praba ketika diwawancara satuharapan.com.  Ada karikatur, kartun geek, kartun editorial, hingga instalasi kartun. Kegiatan ini juga diadakan dalam rangka perayaan ulang tahun Pakarti ke 24.

Sekitar 30 kartunis Pakarti menampilkan karyanya. Kebanyakan kartunis dari Jakarta, tetapi ada juga sejumlah kartunis dari Semarang, Bandung, Klaten, dan Salatiga. Secara keseluruhan ada 80-an karya yang dipamerkan.

Pameran ini mengundang apresiasi besar dari masyarakat. “Pameran ini sungguh dahsyat. Apresiasi masyarakat sangat besar sekali. Saya sendiri gak duga bahwa apresiasi masyarakat sebesar ini.” kata Jan Praba.

Semua kartun yang ditampilkan di sini merupakan karya manual asli. Bukan hasil print.

“Karena saya ingin menampilkan karya yang asli, bukan print-print-an. Jadi manual semua, ini yang ingin saya tampilkan. Skill para kartunis itu yang ingin saya tampilkan.” Kata Jan.

Lanjutnya, “Kalau print-print-an orang gampang mengedit.”

Selain agenda pameran, Pakarti juga mengadakan kegiatan menggambar bareng pada Minggu (29/12).

Jan berharap ada sekolah kartun mendatang. Karena selama ini kartun di Indonesia kurang diakui. Padahal kartunis seperti GM Sudarta, Pramono, dan Dwi Koen, mengajar di Jepang dan Amerika Serikat. Sementara di Indonesia tidak ada sekolahnya.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home