Paket Kebijakan Ekonomi Picu Optimisme Pengusaha di 2016
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimis terhadap perkembangan perekonomian Indonesia tahun 2016 akan bertumbuh ke arah positif. Salah satu faktor pemicunya adalah paket kebijakan ekonomi jilid 1-7 yang telah dikeluarkan oleh pemerintah pada 2015.
“Memang yang membuat kita yakin adalah pemerintah dengan tujuh paket kebijakan yang diterbitkan itu mempengaruhi optimisme dari dunia usaha. Walaupun dari tujuh paket itu belum semuanya bisa dieksekusi tapi kita melihat pemerintah cukup konsisten untuk mengawal kondisi perbaikan ekonomi ini dengan baik,” kata Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani di Gedung Permata Kuningan Lantai 10 Setiabudi Jakarta Selatan dalam konferensi pers Economy Outlook 2016, hari Senin (14/12).
Menurutnya, di tahun 2016 mendatang yang menjadi tantangan bagi pemerintah sendiri adalah implementasi dari paket kebijakan tersebut.
Selain tujuh paket kebijakan, yang membuat Apindo optimis adalah pembentukan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) untuk mempercepat pelayanan perizinan usaha melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
“Upaya tersebut telah berhasil meningkatkan peringkat Indonesia dalam survei Ease of Doing Business dari yang semula di posisi 120 menjadi 109 atau naik 11 perringkat yang dirilis dari World Bank Group. Reformasi pelayanan investasi terus ditingkatkan dengan kemudahan izin dan konstruksi di kawasan industri dan kemudahan status perusahaan di kawasan berikat.”
Kemudian, kebijakan pemerintah terbaru tentang pengupahan dalam PP 78/2015 dengan membuat formulasi penghitungan upah minimum berdasarkan faktor pertumbuhan ekonomi dan inflasi dipandang Apindo sebagai kebijakan yang positif.
Wakil Ketua Umum Apindo bidang Ketenagakerjaan Hariyanto juga menambahkan bahwa kebijakan itu akan menarik kembali minat investor untuk berinvestasi di Indonesia karena selama ini yang dikeluhkan oleh investor adalah mengenai kepastian upah buruh.
“Kita harus dukung pemerintah, beri masukan supaya lebih banyak insentif dan sektor industri tumbuh kembali. Tanpa industri yang kuat, perekonomian kita tidak mungkin stabil. Dengan 250 juta penduduk, industri bisa jadi pilihan utama dan berkontribusi besar,” kata dia.
Menurutnya, PP ini juga sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk mendukung pengembangan sektor pada karya yang masih sangat relevan untuk Indonesia mengingat hampir 50 persen angkatan kerja di Indonesia berpendidikan SMP ke bawah.
Selain itu, kebijakan ekonomi internasional di Masyarakat Ekonomi ASEAN yang akan berlangsung pada awal Januari 2016 juga membawa keuntungan sendiri bagi Indonesia. Dalam hal aliran barang, sejak tahun 2010 sudah lebih dari 98 persen tarif bea masuk barang antarnegara ASEAN sebesar nol persen.
Hariyadi menambahkan sektor industri juga harus bisa bersaing dengan memberi nilai tambah terhadap produk-produk dalam negeri agar tidak kalah dengan negara lainnya di ASEAN.
Kemudian, faktor lainnya adalah pakta-pakta perdagangan yang akan diikuti oleh Indonesia juga turut meningkatkan optimisme pengusaha seperti Comprehensive Economy Partnership Agreement (CEPA) dengan Uni Eropa dan Trans-Pacific Partnership (TPP), pemangkasan subsidi BBM yang dialihkan ke aktivitas produktif serta penyelesaian sejumlah agenda reformasi kelembagaan pemerintah yang dapat mempercepat eksekusi anggaran belanja pembangunan.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...