Pakistan: Jundullah Serang Komunitas Ismailiyah, 43 Orang Meninggal
KARACHI, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah pria bersenjata menembaki penumpang pada sebuah bus di kota Karachi, Pakistan bagian selatan, pada hari Rabu (13/5) dan membunuh sedikitnya 43 orang, kata polisi setempat. Hal ini merupakan serangan terbaru yang ditujukan terhadap kelompok minoritas agama di sana.
Saluran televisi setempat menampilkan gambar tentang bus bercat merah yang penuh lubang akibat peluru dan deretan mobil ambulance menunggu untuk membawa korban.
Insepktur Jenderal Ghulam Haider Jamali dari Kepolisian Provinsi Sindh, seperti dikutip media Pakistan, Dawn, mengatakan ada 60 orang dalam bus itu ketika enam orang bersenjata memasukinya, dan menembak mati 43 penumpang. Penyerang menggunakan senjata dan pistol kaliber 9 mm.
"Ada enam penyerang. Mereka menaiki bus dan menembaki," kata Inspektur Polisi, Najib Khan, seperti dikutip Christian Today dari kantor berita Reuters.
Para korban yang ada di rumah sakit disebutkan, sebanyak 25 orang adalah pria dan 16 adalah perempuan. Dawn melaporkan bahwa ada seorang gadis yang selamat. Tiga atau empat orang dibawa kerumah sakit untuk menyelamatkan nyawa mereka, selebihnya meninggal.
Petugas memperlihatkan sejumlah selongsong peluru dari senjata yang digunakan penyerang untuk mengeksekusi penumpang bus. (Foto: dari Dawn)
Komunitas Ismailiyah
Menurut Polisi, semua penumpang bus itu dari komunitas Ismailiyah, sebuah sekte minoritas Muslim Syiah yang tinggal di antara mayoritas Sunni di Pakistan.
Sebuah kelompok sempalan dari Taliban Pakistan yang disebut Jundullah, kelompok dari sempalan kelompok teroris Tehreek-i-Taliban Pakistan (TTP), mengaku bertanggung jawab atas penembakan itu.
"Orang-orang yang tewas adalah kaum Ismailiyah dan kami menganggap mereka kafir. Kami mempunyai empat penyerang. Dalam beberapa hari mendatang kami akan menyerang Ismailiyah, Syiah, dan Kristen," kata juru bicara Jundullah, Ahmed Marwat, kepada Reuters.
Berbahasa Urdu
Setidaknya 43 orang meninggal dan 13 luka-luka, kata kepala polisi di Provinsi Ghulam, Haider Jamali, kepada media.
Dari korban selamat diketahui para penyerang memasuki bus dari pintu belakang beberapa menit setelah bus berangkat. Para penumpang mengira bus itu dirampok. Para penyerang dengan tenang memisahkan pengemudi dan dua anak.
Mereka meminta penumpang untuk menundukkan kepala, kemudia, kata korban selamat, salah satu penyerang di bagian belakang bus memerintahkan rekan-rekannya untuk 'menembak setiap orang. ' Setelah itu mereka tanpa pandang bulu menargetkan semua penumpang bus.
Semua penyerang juga diidentifikasi sebagai orang yang berbicara secara fasih bahasa Urdu.
Ayesha Aly, anggota komunitas Ismailiyah, menangis ketika dia menjelaskan kepada reporter televisi bagaimanabus menjemput orang-orang itu untuk bekerja dan menurunkan mereka setiap hari.
"Itu kegiatan rutin biasa ketika serangan terjadi. Orang-orang hanya bergaul dalam kehidupan normal mereka, untuk mencari nafkah," katanya.
Serangan pada Kaum Minoritas
Kelompok sempalan Taliban telah membom beberapa masjid milik kelompok minoritas agama di Pakistan tahun ini.
Pada bulan Maret, bom bunuh diri meledak di luar dua gereja di Lahore, membunuh 14 orang dan melukai hampir 80 orang lainnya. Beberapa hari kemudian, sebuah bom meledak setelah shalat Jumat di Masjid dan melukai 12 orang dari kelompok minoritas Bohra di Karachi.
Pamflet yang ditinggalkan oleh penyerang tentang rencana serangan mereka kepada kelompok minoritas lain. (Foto: Dawn)
Pada bulan Februari, 20 orang meninggal dalam serangan terhadap sebuah masjid Syiah di timur laut Pakistan, di kota Peshawar. Sebelumnya, 60 orang meninggal dalam serangan pada bulan Januari di sebuah masjid Syiah di Provinsi Sindh, di wilayah selatan.
Banyak minoritas agama menyalahkan pemerintah karena tidak berbuat yang memadai untuk melindungi mereka. Polisi secara rutin dibayar, tetapi kurang terlatih.
Karachi adalah sebuah kota besar dengan penduduk 18 juta, dan pusat keuangan Pakistan. Namun wilayah itu juga berada di bawah pengaruh kelompok bersenjata paramiliter, yang juga melaporkan kepada para jenderal.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...