Pakistan Tangkap Ulama Yang Ancam Bunuh Malala
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Polisi Pakistan menangkap seorang ulama setelah videonya menjadi viral di media sosial, di mana ia mengancam Peraih Nobel Perdamaian. Malala Yousafzai, atas komentarnya baru-baru ini tentang pernikahan, kata para pejabat hari Kamis (10/6).
Ulamaitu, Mufti Sardar Ali Haqqani, ditangkap di Lakki Marwat, sebuah distrik di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa barat laut, pada hari Rabu (9/6), kata Waseem Sajjad, seorang kepala polisi setempat.
Dalam video tersebut, ulama tersebut mengancam akan menargetkan Malala dengan serangan bunuh diri ketika dia kembali ke Pakistan. Itu diduga terkait komentarnya awal bulan ini kepada majalah Vogue Inggris tentang pernikahan yang dia klaim menghina Islam.
Yousafzai tinggal di Inggris sejak 2012, setelah Taliban Pakistan menembak dan melukainya dengan serius. Dia baru berusia 15 tahun pada saat itu, dan telah membuat marah Taliban dengan kampanyenya untuk pendidikan anak perempuan.
Pada satu titik dalam wawancara di Vogue, Malala mengatakan: “Saya masih tidak mengerti mengapa orang harus menikah. Jika Anda ingin memiliki seseorang dalam hidup Anda, mengapa Anda harus menandatangani surat nikah, mengapa tidak menjadi kemitraan saja?”
Pernyataan itu menyebabkan kegemparan di media sosial di Pakistan dan membuat marah para ulama seperti Haqqani.
Ayah Malala, Ziauddin Yousafzai, membelanya di Twitter, mengatakan bahwa pernyataannya diambil di luar konteks.
Malala, sekarang 23 tahun, dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2014 karena bekerja untuk melindungi anak-anak dari perbudakan, ekstremisme, dan pekerja anak. Dia sempat mengunjungi Pakistan pada tahun 2018.
Dia tetap sangat populer di Pakistan tetapi juga banyak dikritik oleh kelompok garis keras.
Pada bulan Februari, penyerang Malala tahun 2012 mengancam akan melakukan percobaan kedua, mentweet bahwa lain kali, “tidak akan ada kesalahan.” Twitter kemudian secara permanen menangguhkan akun dengan posting yang mengancam.
Ancaman tersebut mendorong Yousafzai untuk men-tweet, meminta militer Pakistan dan Perdana Menteri Imran Khan untuk menjelaskan bagaimana tersangka penembaknya, Ehsanullah Ehsan, melarikan diri dari tahanan pemerintah.
Ehsan ditangkap pada tahun 2017, tetapi melarikan diri pada Januari 2020 dari sebuah rumah persembunyian tempat dia ditahan oleh badan intelijen Pakistan. Keadaan penangkapan dan pelariannya diselimuti misteri dan kontroversi.(AP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...