Paku Tanduk Rusa, Tanaman Hias Unik
SATUHARAPAN.COM – Paku tanduk rusa adalah tanaman hias berbentuk unik, dan sering menjadi salah satu pilihan untuk menghias perkarangan. Mengutip dari distanpangan.magelangkab.go.id, paku tanduk rusa merupakan jenis tanaman paku-pakuan eksotis. Biasanya hidup melekat di pohon besar.
Pesonanya terletak pada juntaian daunnya yang indah. Selain permukaan daunnya mirip kulit rusa, yaitu kasar, daun tanduk rusa menjuntai ke bawah bercabang-cabang menyerupai tanduk binatang rusa yang terbalik. Di Pulau Jawa, tanaman ini disebut simbar menjangan.
Sebagai tanaman epifit, paku tanduk rusa menempel pada benda atau pohon lain tanpa merugikan tumbuhan yang menjadi inangnya. Tanaman ini menyukai tempat yang tidak langsung memperoleh sinar matahari.
Sue Olsen dalam bukunya, Encyclopedia of Garden Ferns (2007), menyebutkan paku yang termasuk dalam famili Polypodiaceae ini memiliki nama latin Platycerium bifurcatum.
Pemerian Botani Paku Tanduk Rusa
Paku tanduk rusa menurut Wikipedia adalah epifit sejati, dengan akar lunak bergerombol yang melekat di batang pohon lain atau bebatuan. Akar ini tumbuh pada rimpang lunak namun liat dan sulit dipotong, dan tumbuh pendek, cenderung tidak menjalar.
Ada dua tipe daun, yang pertama merupakan daun tropofil (daun yang digunakan untuk asimilasi atau fotosintesis) dan tipe yang kedua daun menjuntai sebagai sporofil (penghasil spora). Spora terdapat pada sporangia yang terlindung oleh sori yang tumbuh menggerombol di sisi bawah daun dan berwarna cokelat.
Platycerium bifurcatum, mengutip dari unpad.ac.id, termasuk tanaman perennial epifit yang paling sederhana yang tumbuh menempel pada pohon inang. Daunnya terdiri atas dua macam, yaitu daun penyangga (steril) dan dedaunan (fertil). Daun penyangga terletak di bagian pangkal daun fertil, tumbuh saling menutupi dan persisten, menyerupai keranjang, bagian ujung bercuping, berwarna hijau dan berubah kecokelatan bila tua dan tidak berspora.
Daun fertil luruh, tumbuh menggantung, umumnya bercabang menggarpu pada ujungnya menyerupai tanduk rusa, berwarna hijau keputihan, berbulu bintang dan berspora. Jenis daun ini tergolong daun tunggal yang bertoreh dalam, berdaging, tepi rata, permukaan berbulu halus, dan ujungnya tumpul. Daun tambahan ada satu sampai tujuh, menggarpu, bentuk baji, cokelat hijau.
Batangnya tidak jelas, ada yang mengatakan tidak berbatang, karena daun langsung tumbuh dari akar tanpa perantara.
Akarnya berbulu dan berwarna cokelat kekuningan dan biasanya langsung mengakar pada batang tanaman yang ditumbuhinya. Akar ini berupa akar serabut. Spongarium, terdapat pada ujung, tertutup rambut, berbentuk bintang, bercabang dua sampai empat, berwarna hijau muda dan hijau kebiruan.
Nama ilmiah Platycerium bifurcatum untuk tanaman paku tanduk rusa ini, mengutip dari unpad.ac.id, mempunyai sinonim Platycerium wililinckii T.Moore, Platycerium hillii T. Moore, dan Platycerium veitchii. Penyebarannya meliputi Australia, New Guinea, New Kaledonia, Indonesia, dan Pulau Lord Hawe.
Nama lain paku tanduk rusa adalah paku uncal (Sunda), simbar agung (Kalimantan Barat), simbar tanduk manjangan (Jawa, Bali).
Paku tanduk rusa dapat tumbuh dengan baik pada tempat terbuka, epifit pada pohon yang besar dari dataran rendah sampai ketinggian 500 m dpl. Daun berjumbai panjang sampai 1 m menyerupai tanduk uncal.
Paku tanduk rusa, mengutip dari uin-suka.ac.id, juga memiliki nama lokal simbar agung (Jawa dan Bali), atau staghorn fern dalam bahasa Inggris. Orang Belanda, menyebutnya hertshoornvaren.
Manfaat dan Budidaya Tanduk Rusa
Paku tanduk rusa dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Umumnya masyarakat memperbanyak tumbuhan ini dengan memisahkan atau membagi tanaman tersebut menjadi dua atau lebih yang kemudian ditempelkan pada pohon.
M Camloh, dalam studinya, “Spore germination and early gametophyte development of Platycerium bifurcatum” (1993; Am. Fern J. 83: 79- 85), menyebutkan tanaman ini termasuk tanaman hias populer di Taiwan, yang diperjualbelikan secara komersial di pasar lokal. Selain banyak ditanam di kawasan peternakan, tanaman ini ditanam di taman rekreasi yang merancang suasana tropis untuk menarik wisatawan.
Paku tanduk rusa menurut DL Jones dalam Encyclopaedia of Ferns, An Introduction to Ferns, Their Structure, Biology, Economic, Importance, Cultivation and Propagation (1987, A Lothian Book), dapat diperbanyak secara generatif maupun vegetatif. Perbanyakan generatif dilakukan dengan menyemai sporanya yang telah masak. Cara ini merupakan cara yang paling efektif dan ekonomis, namun memakan waktu lama.
Menurut Sri Hartini (2001) dalam studinya “Platycerium bifurcatum (Cav.) C.Chr. Sumber Plasma Nutfah di Daerah Lahan Kering” (Prosiding Seminar Nasional Konservasi dan Pendayagunaan Keanekaragaman Tumbuhan Lahan Kering, hal. 76-81), perbanyakan secara vegetatif umum dilakukan dengan membelah atau membagi rumpun tanaman induknya.
Setiap anakan biasanya ditandai dengan adanya kumpulan beberapa daun yang membentuk rumpun sendiri. Cara ini menurut Hartini, justru yang paling efektif karena hasil belahan atau bagian tersebut akan lebih cepat tumbuh dibanding hasil semaian spora. Tanaman tanduk rusa ini menyukai tempat yang tidak langsung memperoleh sinar matahari.
Di luar negeri seperti Amerika, perbanyakan sudah dicoba dengan cara kultur in vitro dari bagian-bagian tanaman seperti spora, tunas, ujung tanaman, serta fase gametofitnya. Pengembangbiakannya dilakukan dengan spora atau dengan memindahkan akar rimpangnya.
Selain sebagai tanaman hias, menurut Karl Heyne (1987) dalam bukunya, Tumbuhan Berguna Indonesia I (Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Departemen Kehutanan), tanduk rusa dahulu sudah digunakan sebagai obat panas dalam dan bengkak pada bagian dalam.
Sedangkan MO Agbo dan kawan-kawan (2014), dalam studi berjudul “Phenolic Constituents from Platycerium bifurcatum and Their Antioxidant Properties” (Journal of Natural Products, 7, 48-57), menyebutkan tanduk rusa mengandung senyawa aktif golongan fenolik, glikosida, flavonoid, tanin, dan saponin.
Editor : Sotyati
Seluruh Pengurus PGI Periode 2024-2029 Dilantik dalam Ibadah...
TORAJA, SATUHARAPAN.COM-Majelis Pekerja Harian (MPH), Badan Pengawas (BP), Majelis Pertimbangan (MP)...